Warga Desa Cibenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, mendadak heboh. Wilayah mereka kedatangan petugas medis yang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap, Selasa (28/4/2020) petang.
Video rekamannya menyebar di media sosial dan aplikasi perpesanan. Warga heboh karena informasi simpang siur.
Belakangan diketahui petugas yang mengenakan APD tersebut merupakan petugas dari Puskesmas Parigi yang hendak mengunjungi seorang warga yang baru mudik dari Jakarta. "Itu petugas kami yang hendak memeriksa seorang warga yang baru pulang dari Jakarta," kata juru bicara gugus tugas penanganan COVID-19 sekaligus Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yani Ahmad Marzuki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yani menjelaskan warga tersebut baru pulang dari Jakarta. Selama ini dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Dia mengaku sudah menjalani rapid test dan hasilnya negatif pada 24 April 2020.
"Akhirnya kami sarankan agar yang bersangkutan menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Kemudian kami jadwalkan pada tanggal 1 Mei mendatang menjalani rapid test kembali," kata Yani.
Menurut Yani, kedatangan petugas dengan mengenakan APD adalah langkah antisipasi dan tidak bermaksud menimbulkan keresahan atau kegaduhan di masyarakat. Selain di Kecamatan Parigi, seorang pemudik dari Jakarta juga tiba di Dusun Karangsalam, RT 4 RW 5, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran.
Yang menarik dari kepulangan warga bernama Ponidi ini, ialah kesadarannya untuk menjalani isolasi mandiri. Bahkan karena rumahnya tak memungkinkan untuk dirinya melaksanakan hal tersebut, Ponidi rela merogoh kocek untuk menyewa rumah petak.
Rumah kontrakan itu dia sewa seharga Rp 200 ribu untuk menjalani isolasi mandiri selama 14 hari. "Biaya kontrakan tidak seberapa dibandingkan dengan keselamatan keluarga," ujar Sireng, istri Ponidi.
Sireng menjelaskan sejak tiba di Pangandaran suaminya belum menginjakkan kaki ke rumah. Begitu datang dia langsung masuk rumah petak yang sudah disiapkan. Sementara itu kebutuhan makan, minum dan lainnya diantar oleh keluarganya.
Kesadaran Ponidi dan keluarganya mendapat apresiasi dari aparatur desa setempat. "Ini contoh yang luar biasa dan patut ditiru oleh pemudik yang memaksa pulang ke Pangandaran," kata anggota FKDM Desa Pananjung Kec Pangandaran Zaenal.
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan pihaknya telah menyiapkan alih fungsi sementara bangunan sekolah SD dan SMP di seluruh wilayah Pangandaran untuk dijadikan tempat isolasi pemudik. Terutama bagi pemudik yang rumahnya tak memungkinkan untuk menjalani isolasi mandiri.
"Sudah kami perintahkan pihak desa dan tim gugus tugas serta pihak terkait untuk menyiapkan sekolah agar bisa dijadikan tempat isolasi mandiri bagi pemudik. Targetnya hari Kamis ini sudah siap," kata Jeje.