Malang -
Jumlah warga Kabupaten Malang yang positif Corona sudah mencapai 28 orang. Tiga di antaranya meninggal dunia. Bagaimana penyebarannya begitu meluas?
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Arbani Mukti Wibowo mengatakan warga yang tertular COVID-19 terbanyak dikarenakan transmisi impor atau luar daerah. Kasus pertama terjadi pada satu keluarga di wilayah Dau, satu orang meninggal dunia dan empat anggota keluarga lainnya dinyatakan sembuh.
"Mereka tertular atau terinfeksi virus dari Yogyakarta. Menyusul berikutnya pasien kelima yakni warga Karangploso yang punya riwayat dari Jakarta, disusul kemudian pasien keenam warga Kepanjen dan Pakis. Kesemuanya transmisi impor atau luar daerah," ujar Arbani kepada detikcom dalam sambungan telpon, Senin (27/4/2020).
Arbani mengungkapkan, hasil tracing transmisi impor itu ada yang berasal dari Subang, Jawa Barat, Jakarta, Yogyakarta, dan juga Kota Surabaya.
"Di samping transmisi impor, persoalan lain adalah keterlambatan hasil swab. Tiga pasien positif yang meninggal, hasil swabnya belum keluar, yakni satu warga Pujon, Karangploso serta Singosari," ungkapnya.
Arbani menambahkan, beberapa kasus positif COVID-19 di Kabupaten Malang, sudah merupakan generasi ketiga. Artinya, dari transmisi impor menular kepada warga di sekitarnya.
Kasus tersebut yang kemudian membuat jumlah pasien positif COVID-19 meningkat signifikan di wilayah Kabupaten Malang. Hal itu, juga disebabkan ketidakjujuran warga untuk disiplin mengisolasi diri ketika terindikasi membawa virus COVID-19.
"Banyak yang tidak disiplin, ketika harus isolasi mandiri tetapi tidak dilakukan. Hal itu kemudian membuat virus menyebar luas terhadap warga di sekitarnya. Kasus yang terjadi di Singosari, Ampelgading, Pakis, dan juga Lawang yang menimpa anak kecil. Semua tertular dan merupakan generasi ketiga," beber Arbani.
Dinas Kesehatan Kabupaten Malang telah mengirim 500 thermo gun kepada seluruh desa di Kabupaten Malang untuk membantu pengecekan suhu tubuh pendatang. Jika memiliki suhu tubuh diatas 37,5 derajat celsius, maka akan diminta mengisolasi mandiri pada tempat observasi yang disediakan oleh masing-masing desa.
"Selain thermo gun, kami juga akan memberikan rapid test. Kami sudah membeli sebanyak 3.500 rapid test, karena bantuan yang didapatkan dari pemerintah hanya sebanyak 300 rapid test saja," papar Arbani.
Pemkab Malang sendiri tengah memikirkan untuk mengusulkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) setelah jumlah kasus dan pasien positif COVID-19 terus mengalami peningkatan.
Meski sebelumnya menolak ajakan Pemkot Malang untuk bersama-sama mengusulkan PSBB dan memilih untuk melaksanakan village physical distancing (VPD).
Berdasarkan data Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Malang per 27 April 2020, jumlah warga positif COVID-19 mencapai 28 orang. Mereka tersebar di sejumlah kecamatan, meliputi satu orang di Ampelgading, 4 orang di Bululawang, Dau sebanyak 4 orang, Lawang 2 orang, Kepanjen 1 orang, Karangploso 1 orang, Pakis sebanyak 4 orang, Pagelaran 1 orang, Ngantang dan Ngajum masing-masing 1 orang, Singosari 4 orang, Pujon 3 orang, dan Pakisaji 1 orang.
Sementara jumlah PDP sebanyak 143 orang, ODP mencapai 132 orang, serta ODR sebanyak 4051.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini