Bupati Tapanuli Utara (Taput) Nikson Nababan mengaku bingung atas hasil tes swab terhadap salah satu warganya yang menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) Corona. Dia mengatakan hasil tes dari RS Universitas Sumatera Utara (USU) dan Litbangkes Jakarta berbeda, padahal untuk satu PDP.
Nikson awalnya bercerita soal proses pengiriman sampel dari PDP tersebut ke Litbangkes dan RS USU. Sampel ke Litbangkes Jakarta dikirim pada 17 April 2020 dan hasilnya, yang menunjukkan PDP itu positif Corona, dikirim pada 26 April 2020.
"Sampel swab diterima Litbangkes pada tanggal 17 April 2020 dan hasilnya positif yang kami terima tanggal 26 April 2020," ujar Nikson, Senin (27/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nikson mengatakan sampel untuk PDP yang sama juga dikirimkan ke RS USU pada 19 April 2020. Dia mengatakan hasil pemeriksaan di RS USU diterima pihaknya pada 21 April dan dinyatakan negatif.
"Sampel dari pemeriksaan kedua diterima RS USU pada tanggal 19 April 2020, hasilnya negatif kami terima tanggal 21 April 2020," ujarnya.
Nikson pun mengaku bingung hasil mana yang harus dipercaya. Menurutnya, pemeriksaan di Jakarta terlalu lama sehingga hasilnya berbeda.
"Bingung kita. Rakyat, Pemda (Taput) bingung. Data yang mana yang resmi buat kita untuk PDP berinisial TS. Data di Litbangkes positif, sedangkan RS USU negatif. Hasil pemeriksaan Litbangkes ini yang terlalu lama keluarnya," tutur Nikson.
Nikson pun meminta agar tes swab terhadap PDP tersebut segera dilakukan lagi. Menurutnya, hasil pemeriksaan inilah yang nantinya menjadi dasar untuk pengambilan tindakan kepada PDP yang masih dirawat di RS Pirngadi Medan ini.
"Kita minta RS USU melakukan pemeriksaan ketiga untuk memastikan pasien positif atau tidak. Biar tahu data mana yang bisa kita gunakan. Pasien ini masih dirawat di Pirngadi," jelasnya.
Simak juga video Mengenal Rapid Test dan Swab Test Virus Corona COVID-19:
(haf/haf)