Takmir Masjid Jogokariyan Yogya: Jika Ada yang Ingin Tarawih, Kita Layani

Takmir Masjid Jogokariyan Yogya: Jika Ada yang Ingin Tarawih, Kita Layani

Pradito Rida Pertana - detikNews
Kamis, 23 Apr 2020 16:46 WIB
Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Senin (28/1/2019).
Masjid Jogokariyan, Yogyakarta. (Foto: detikcom)
Yogyakarta -

Menjelang bulan Ramadhan 1441 hijriah, takmir Masjid Jogokariyan di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta akan tetap melayani jika ada warga yang datang untuk salat Tarawih berjamaah. Namun, takmir memberlakukan protokol ketat bagi jemaah.

"Ya, kami masih melayani (salat Tarawih berjamaah) ya. Jadi kalau masyarakat datang kita layani, kita sediakan imam tapi tanpa ceramah, bacaannya (suratnya) juga pendek-pendek," kata Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz Muhammad Jazir kepada detikcom, Kamis (23/4/2020).

Jazir melanjutkan, hal itu tetap dilaksanakan karena selama ini Masjid Jogokariyan tetap terbuka bagi umat hendak salat 5 waktu berjamaah. Meski begitu, jemaah harus mematuhi protokol kesehatan selama berada di masjid.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Safnya sudah kita atur, sudah kita buat garis sebagai pembatas jarak (satu jemaah dengan lainnya). Selain itu wajib pakai masker, kalau tidak pakai masker harus pulang ambil masker dulu, kalau yang belum dapat nanti kita kasih. Selain itu harus cuci tangan, cuci muka dengan bersih sebelum masuk masjid," ucapnya.

Selain itu, untuk mengantisipasi adanya pendatang yang hendak salat Tarawih berjamaah, takmir telah menyediakan tempat khusus. Tak hanya itu, pihaknya juga menyediakan tempat wudhu dan toilet khusus bagi pendatang.

ADVERTISEMENT

"Kemudian kalau ada orang dari luar itu nanti kita sediakan tempat wudhu sendiri, toilet sendiri, tempat saf sendiri, kita pisah untuk visitor (pendatang)," katanya.

Untuk membedakan mana pendatang dan jemaah warga sekitar Masjid Jogokariyan, pengurus masjid telah membagi kartu identitas jemaah. Kartu ini berfungsi untuk mengidentifikasi pendatang.

Tonton video Jelang Ramadan, 473 Masjid di Kendari Disemprot Disinfektan:

"Jadi kalau yang tidak punya kartu identitas jemaah adalah visitor. Karena kita kan tak tahu dia dari mana, kondisinya gimana," kata Jazir.

Soal alasan Masjid Jogokariyan masih melayani umat Islam untuk salat Tarawih berjamaah, Jazir memberi penjelasan.

"Karena masjid Jogokariyan itu punya konstruksi berpikir 'masjid sebagai pusat perlawanan terhadap COVID-19', bukan menjadi bagian dari rantai penularan. Apalagi di masjid sudah dilakukan protokoler kesehatan yang ketat," ujar Jazir.

Konstruksi berpikir itu, kata Jazir, tak hanya diterapkan Masjid Jogokariyan dalam beribadah saja. Namun dalam membantu perekonomian masyarakat yang terdampak pandemi virus Corona.

"Selain itu kita lakukan edukasi tentang kesadaran, kita gembirakan, kita berikan bantuan bagi yang terdampak. Jadi masjid melakukan upaya-upaya agar masyarakat gembira dan punya imunitas," ucapnya.

"Intinya kita ingin masjid sebagai ruang relaksasi masyarakat terhadap tekanan-tekanan akibat COVID-19 ini," lanjut Jazir.

Dia mengungkap, pihak masjid juga menyediakan lapangan kerja bagi yang mereka yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi virus Corona. Pihak Masjid Jogokariyan membuka lapangan kerja pembuatan masker.

"Kita juga beri bantuan lapangan kerja untuk membuat masker, bahan disediakan masjid dan kita beri ongkos, 1 jahitan masker dihargai Rp 1.500. Saat ini sudah ada 25 orang yang menjadi pekerja.

"Sehingga bisa jadi penghasilan mereka, karena masjid yang membeli (masker) dan membagikan ke masyarakat," tuturnya.

Jazir juga menyebut Masjid Jogokariyan tetap menyediakan takjil berbuka puasa bagi jemaah. Bahkan, dalam sehari masjid tersebut menyediakan 3.000 boks makanan.

"Kita sediakan tetap 3 ribu porsi besok sore itu, kita buat (bungkus takjil dalam bentuk) boks. Bagi warga yang mau mengambil untuk berbuka puasa silakan, mau mengambil lebih dari 1 juga silakan, tapi kami anjurkan (takjil) dimakan di rumah," katanya.

Menyoal penyelenggaraan event tahunan 'Kampung Ramadhan Jogokariyan', Jazir mengaku tetap menggelarnya. Akan tetapi, penyelenggaraan acara ini akan digelar dalam bentuk virtual.

"Kampung Ramadhan Jogokariyan berjalan tapi bentuknya virtual, jadi kita sekarang ada 260 pedagang yang sudah dihimpun dalam jaringan media. Jadi dia jual apa, dari jual masakan matang atau bahan masakan," ucapnya.

"Jadi melalui WA grup khusus, dikelola khusus, mereka mendaftar di situ, sekarang sudah 250 yang ikut menjual. Jadi kalau mau pesan langsung dengan sistem online dan nanti diantar, karena hanya berlaku di kampung Jogokariyan sampai ke wilayah (Kecamatan) Mergangsan lah," urai Jazir.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads