Kepolisian Resor Kota Samarinda terpaksa membubarkan ribuan massa yang mengantre demi paket sembako gratis dari Gubernur Kaltim Isran Noor. Massa menumpuk di depan pagar rumah isran.
"Kami bubarkan sesuai maklumat Kapolri. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona," kata Kapolresta Samarinda Kombes Arif Budiman kepada wartawan di depan rumah pribadi Gubernur Kaltim, Kamis (24/4/2020) siang.
Polisi meminta warga untuk kembali ke rumah masing-masing dan mengimbau agar tak berkerumun sebagai antisipasi penyebaran virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arif mengatakan pembagian sembako ini adalah acara pribadi Gubernur. Mereka tidak menyangka jika warga yang datang sangat banyak karena rencana awal sembako ini hanya untuk warga sekitar saja.
Berdasarkan informasi, pembagian sembako dilakukan di rumah pribadi Gubernur Kaltim di Adipura, Kecamatan Sungai Kunjang dan dimulai pukul 14.00 Wita. Namun massa sudah berkumpul sejak pukul 12.30 Wita.
Terus bertambahnya massa yang datang membuat antrean yang tadinya berjalan sesuai aturan menjadi kacau. Bahkan, pagar rumah Gubernur yang dijaga Satpol PP nyaris rubuh akibat banyaknya warga yang saling dorong. Selain itu, antrean ini membuat lalu lintas di sekitar rumah kediaman Gubernur Isran menjadi terganggu.
Istri Gubernur Isran, Noorbaity, mengaku tidak menyangka jika warga yang datang begitu banyak. Paket sembako sebanyak 1.600 yang disiapkan ludes dalam waktu 1 jam, sementara warga yang datang terus bertambah.
"Ini di luar perkiraan kami, ini merupakan tradisi keluarga, besok itu bulan puasa, minimal ada lah yang diberikan kepada masyarakat," kata Noorbaity.
"Kami minta maaf kepada masyarakat yang belum kebagian, cuma ini kemampuan Pak Gubernur Kaltim untuk berbagi kepada masyarakat," sebut dia.
Sementara itu, Aisya (55), warga Sungai Keledang yang datang mengaku kecewa dengan tidak meratanya pembagian sembako. Dia yang sehari-hari berjualan makanan dan minuman di rumah mengaku sudah berada di depan pintu pagar rumah Isran sejak pukul 13.30 Wita.
"Baru sampai pagar petugas Satpol PP sudah mengatakan paketnya habis. Terus terang kami kecewa seorang gubernur membagikan paket sembako kok tidak didata," kata Aisya.