Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah diterapkan di Jakarta dan wilayah penyangga, termasuk Bogor. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mengungkap banyak warganya yang positif terinfeksi virus Corona karena masih harus bepergian ke DKI.
"Coba cek, banyak yang positif itu dari migrasi DKI. Bukan dari sini (Kabupaten Bogor) nyebarnya (virus Corona), tapi migrasi perbatasan-perbatasan. Itulah makanya kita, KRL ingin disetop itu, karena itulah pusat perputaran penyebaran (COVID-19)," kata Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan, Kamis (23/4/2020).
Iwan menjelaskan, banyak warganya yang bekerja di DKI Jakarta. Banyak dari masyarakat, lanjutnya, menggunakan moda transportasi KRL untuk pergi bekerja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, coba saja lihat di peta. Semua yang teraliri kereta api atau deket Jakarta banget itu, aliran transportasi tidak ditutup, ya akhirnya di situ (penyebaran COVID-19). Dan orang Kabupaten Bogor kerja di Jakarta, itu banyak yang, banyak yang... infeksi positif Corona itu orang-orang yang migrasi safari ini. Pindah gitu kerja, bolak-balik (memakai KRL). Itu yang kena," ungkapnya.
"Bukan warga yang kita lock atau kita PSBB di wilayah-wilayah ini. Pas kita cek kenapa itu positif (COVID-19), orang itu pulang dari Jakarta, mau mudik. Jadi ini yang harus diantisipasi migrasi perpindahan penduduk," lanjut Iwan.
Sudah lewat 1 minggu dari penerapan PSBB di Kabupaten Bogor. Iwan mengatakan Pemkab Bogor masih melakukan evaluasi terkait PSBB ini.
Dia menjelaskan, tingkat penyebaran orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), dan kasus yang positif terinfeksi COVID-19 di Kabupaten Bogor, belum diketahui secara pasti dari penerapan PSBB ini.
"Nanti kan per 2 minggu, apakah diperpanjang, apakah disetop, kita akan evaluasi (PSBB)," tandas Iwan.
WHO Sebut Virus Corona akan Ada Dalam Waktu yang Lama:
(gbr/gbr)