Sebelum diserahkan ke produsen, Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin Prof dr Chairul Anwar Nidom mengatakan ada beberapa uji yang telah dilalui. Bahkan telah dilakukan uji ke hewan ferret.
"Ada uji kelarutan, uji potensi, uji tantang, uji toksikologi (Yang dikerjakan di PNF). Nanti di PT Hanabio dilanjutkan dengan kemasan, delivery, dan lainnya," kata Prof Nidom saat dihubungi detikcom, Rabu (22/4/2020).
Dia menjelaskan, bahan-bahan tersebut dibuat dari 10 macam formula dengan perbedaan jumlah atau timbangan. Setelah itu 10 formula diuji beberapa kali dan terakhir kepada hewan ferret.
Dari hasil uji itu, rupanya yang menurunkan konsentrasi virus di dalam tubuh hewan ferret ada tiga formula. Dan tiga formula itu yang diserahkan ke produsen untuk dijadikan obat.
"Nah ketiga formula tersebut diserahkan kepada PT Hanabio untuk dikembangkan sesuai dengan hitung-hitungan ekonominya," ujarnya.
Namun untuk uji kepada manusia sendiri, Prof Nidom mengatakan itu sudah masuk dalam ranah produsen. Menurutnya, bahan yang digunakan alami ini membuatnya tidak perlu dilakukan uji mendalam.
"Sepertinya tidak perlu uji terlalu mendalam, karena saat ini kondisinya sedang wabah dan bahan ini murni bahan alam. PT Hanabio akan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan aplikasi atau marketing di masyarakat, tentunya menyusun dokumen-dokumen yang diperlukan," jelasnya.
Baca juga: Jokowi Larang Mudik, FX Rudy: Terlambat! |
Dan dari hasil riset, Prof Nidom menyampaikan, bahwa empon-empon seperti jahe, kunyit, sere, temulawak dan lainnya, selain untuk meningkatkan kesegaran tubuh dan respon imun, juga dapat mencegah banjir sitokin atau paru-paru rusak. Sementara dia dan anggota Tim Riset Corona & Formulasi Vaksin PNF kembali ke laborat untuk melakukan penelitian lagi.
"Yang penting juga bisa sebagai antiviral. Kalau bisa bahan baku empon-empon kalau naik, harganya jangan tinggi-tinggi," pungkasnya. (fat/fat)