Ini Prediksi Sosiolog Jika PSBB di Surabaya Raya Sudah Berjalan 2 Minggu

Ini Prediksi Sosiolog Jika PSBB di Surabaya Raya Sudah Berjalan 2 Minggu

Amir Baihaqi - detikNews
Selasa, 21 Apr 2020 22:03 WIB
M Idham Kholiq
Sosiolog M Idham Kholiq (Foto: Amir Baihaqi)
Surabaya - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo yang diajukan Pemprov Jatim disetujui menkes. Lalu bagaimana dampaknya di masyarakat?

Sosiolog M Idham Kholiq menilai langkah pengajuan PSBB oleh Pemprov Jatim dan telah disetujui sudah tepat. Sedangkan untuk dampaknya, ia menyebut hal itu telah diantisipasi.

"Sudah betul itu. Sekarang itu kan kalau mengeluarkan kebijakan harus dilihat arah utamanya apa. Nah, selama ini kan untuk memutus penyebaran. Dan penghentian penyebaran hanya bisa dilakukan dengan cara mengurangi tingkat carrier manusianya berinteraksi. Jadi itu sudah betul," kata Idham kepada detikcom, Selasa (21/4/2020).

"Negara harus mengambil kebijakan keuangan atau moneter dengan cara memberikan bantuan kepada warga negara. Dan itu sudah betul dan sudah dilakukan oleh negara," imbuh pria yang juga menjabat Kepala Pusat Studi Aswaja dan Perubahan Sosial Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida).

Menurut Idham, dibandingkan di negara-negara lain, ada hal yang menarik dalam penanggulangan wabah COVID di Indonesia. Tak hanya negara tetapi seluruh lembaga sosial juga ikut bergerak.

"Ada kecenderungan lain yang menarik di Indonesia. Kalau di negara lainnya itu pengendalian dampak sosial ekonomi itu kan dilakukan oleh negara. Di Indonesia itu tidak hanya negara yang terlibat. Organisasi atau lembaga sosial itu juga terlibat membantu masyarakat, menggerakan donasi ikut berperan serta. Itu secara ekonomi," jelas pria yang juga Sekretaris Forum Kerukunan antar Umat Beragama (FKUB) Sidoarjo itu.

"Secara sosial, lembaga-lembaga sosial melakukan edukasi juga. Kan itu juga mempercepat dan pada tingkat perilaku individu di masyarakat saat ini juga ada kecenderungan positif. Saat ini orang semakin patuh pada protokol kesehatan, tinggal di rumah. Nah, ini akan mempercepat konsolidasi menciptakan suasana yang lebih kondusif sehingga negara lebih mudah menanganinya," tambahnya.

Meski ada dampak yang terjadi jika PSBB diberlakukan, namun ia menilai juga saat ini sudah ada perilaku resiprositas atau gotong royong antara yang kaya dan miskin. Dan itu sudah terlihat dari dan akan mempercepat dampak yang terjadi.

"Ada perilaku resiprositas dalam masyarakat kita saat ini. Kalau bahasa umumnya gotong royong. Orang yang kaya ternyata menyisihkan rezekinya untuk yang miskin secara individu. Sehingga secara ekonomi akan ada percepatan dampak," tukas alumnus Fisipol UGM itu.

Untuk itu, Idham memperkirakan jika PSBB dan segala persiapannya telah berjalan selama dua minggu, maka wabah COVID-19 akan semakin mudah diatasi. Sebab pemerintah tinggal fokus mengatasi yang terjangkit saja bukan yang lain-lain.

"Kalau ini sudah berjalan dua minggu saja berjalan. Negara nantinya akan konsentrasi mengatasi orang-orang yang positif Corona saja yang ada di rumah sakit. Jadi dua minggu dilaksanakan PSBB negara itu tidak disibukan lagi dengan penambahan jumlah terdampak," jelas Idham.

"Tidak lagi disibukan dengan kekacauan-kekacauan di masyarakat dan macam-macam itu. Ya nantinya tinggal ngurusin di rumah sakit saja selesai sudah dan hilang," tandas Idham. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.