WHO Tak Sembunyikan Apapun Soal Corona, Kim Jong-Un Dikabarkan Sakit

International Updates

WHO Tak Sembunyikan Apapun Soal Corona, Kim Jong-Un Dikabarkan Sakit

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 21 Apr 2020 18:34 WIB
Korban jiwa karena virus corona terus berjatuhan di Amerika Serikat. Kini jumlah kematian menembus angka 10 ribu jiwa.
Foto: AP Photo
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa pihaknya telah mengingatkan bahaya virus Corona sejak awal dan tak menyembunyikan apapun dari Amerika Serikat mengenai pandemi mematikan itu.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tak ada rahasia di badan kesehatan PBB tersebut. Hal ini disampaikan setelah WHO dikritik Presiden AS Donald Trump yang menuding badan kesehatan PBB itu meremehkan wabah awal COVID-19 di China.

"Kami telah memperingatkan sejak hari pertama bahwa ini adalah iblis yang harus dilawan semua orang," kata Tedros dalam briefing virtual di Jenewa, Swiss seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (21/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Selasa (21/4/2020):

ADVERTISEMENT

- Kim Jong-Un Dilaporkan dalam Kondisi Bahaya Usai Operasi

Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-Un, dilaporkan dalam kondisi bahaya besar usai menjalani sebuah operasi. Informasi yang beredar menyebut Kim Jong-Un baru saja menjalani prosedur kardiovaskular pada awal bulan ini.

Informasi ini mencuat di tengah spekulasi yang beredar soal kondisi kesehatan Kim Jong-Un setelah dia absen dari acara peringatan hari kelahiran kakeknya, Kim Il Sung, pada 15 April lalu -- yang merupakan hari libur paling penting di Korut. Empat hari sebelumnya, dia terpantau menghadiri sebuah rapat pemerintahan Korut.

Seperti dilansir CNN dan Reuters, Selasa (21/4/2020), seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang memahami isu ini menyatakan otoritas AS sedang memantau informasi intelijen yang menyebut kondisi Kim Jong-Un dalam bahaya besar usai sebuah operasi.

- Reaksi Keras China Atas Seruan Penyelidikan Respons Awal terhadap Corona

Pemerintah Australia menyerukan penyelidikan atas respons global terhadap pandemi virus Corona, termasuk penanganan awal China atas wabah mematikan itu.

Pemerintah China pun bereaksi keras atas seruan Australia itu.

Diketahui bahwa Amerika Serikat dan sejumlah sekutunya telah menuduh China gagal merespons dengan cepat ancaman virus Corona di minggu-minggu awal setelah pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, pada Desember 2019 lalu.

Presiden AS Donald Trump bahkan telah memerintahkan penghentian dana untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setelah menuduh badan kesehatan PBB itu salah mengurus krisis ini dan menutup-nutupi keseriusan wabah di awal-awal.

- Pesan Menohok Presiden Meksiko ke Geng Narkoba yang Bagikan Paket Bantuan

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menyampaikan pesan menohok untuk geng-geng narkoba di negeri itu. Dia menyerukan mereka untuk menghentikan kekerasan, bukannya membagi-bagikan paket bantuan di masa pandemi virus Corona.

Hal ini disampaikan setelah beberapa hari terakhir ini, banyak pemberitaan mengenai geng-geng narkoba bersenjata membagi-bagikan paket bantuan yang ditempeli logo kartel.

Meminta para penjahat tersebut untuk berperilaku lebih baik, Lopez Obrador menyatakan bahwa paket bantuan berisi bahan makanan pokok dan perlengkapan kebersihan itu tidak membantu.

"Organisasi-organisasi kriminal ini yang terlihat mendistribusikan paket-paket, ini tidak membantu. Yang membantu adalah mereka menghentikan perbuatan buruk mereka," katanya kepada para wartawan saat konferensi pers seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (21/4/2020).

- WHO Tegaskan Tak Sembunyikan Apapun, Sudah Ingatkan Soal Corona Sejak Awal

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa pihaknya telah mengingatkan bahaya virus Corona sejak awal dan tak menyembunyikan apapun dari Amerika Serikat mengenai pandemi mematikan itu.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa tak ada rahasia di badan kesehatan PBB tersebut. Hal ini disampaikan setelah WHO dikritik Presiden AS Donald Trump yang menuding badan kesehatan PBB itu meremehkan wabah awal COVID-19 di China.

"Kami telah memperingatkan sejak hari pertama bahwa ini adalah iblis yang harus dilawan semua orang," kata Tedros dalam briefing virtual di Jenewa, Swiss seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (21/4/2020).

- Warga Malawi Tolak Lockdown: Kami Bisa Mati di Dalam Rumah

Pengadilan Malawi telah membatalkan sementara keputusan pemerintah negeri itu untuk menerapkan lockdown (karantina wilayah) guna mengendalikan penyebaran virus Corona. Banyak warga Malawi merasa lega atas keputusan ini.

"Seandainya lockdown itu diterapkan, kita pasti akan mati karena kelaparan dan bukan karena virus Corona," kata penjual pakaian bekas Thom Minjala di Malawi, seperti yang dilansir AFP, Selasa (21/4/2020).

Kebanyakan orang Malawi hidup dengan pendapatan kurang dari satu dolar AS per hari. Mereka umumnya bekerja di sektor perdagangan informal atau pekerjaan sambilan dengan penghasilan rendah.

"Tentu saja, kami takut dengan penyakit itu tetapi ketakutan nomor satu kami adalah kelaparan," ujar Minjala.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads