Sebanyak 38 warga Dusun Yapah, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY, menjalani rapid test virus Corona atau COVID-19. Penyebabnya mereka sempat menjenguk warga yang sakit, belakangan baru diketahui warga tersebut positif virus Corona.
"Diadakan rapid test karena ada satu warga sini ada yang positif COVID-19. Terus kan kemarin juga yang kontak sama pasien itu itu didata totalnya 38 orang," kata Kepala Dusun Yapah, Joni Pranata saat dihubungi wartawan, Selasa (21/4/2020).
"Jadi sebelum dinyatakan positif sempat dijenguk oleh warga," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Joni mengatakan rapid test baru dilakukan hari ini, dan hasilnya tidak mengkhawatirkan. Meski begitu, warga tetap diminta untuk isolasi di rumah.
"Hari ini udah selesai (rapid test). Hasilnya ini tadi dari pihak Puskesmas secara umum tidak ada yang mengkhawatirkan tapi tetap masih dalam evaluasi dan pemantauan Puskesmas. Warga juga diminta isolasi di rumah selama 14 hari," jelasnya.
Para warga yang menjalani rapid test juga sudah didata Puskesmas. Ini dilakukan untuk memudahkan pemantauan.
"Pihak Puskesmas tadi mendata sama minta nomor yang bisa dihubungi supaya bisa memantau lewat telepon atau WhatsApp," tuturnya.
Rencananya rapid test ini bakal dilakukan dua kali. Untuk jadwal kedua, Joni mengaku menunggu perkembangan dari Puskesmas. "Ini kan rencana dua kali tes," katanya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan warga yang positif Corona berjenis kelamin perempuan. Yang bersangkutan telah dirawat di rumah sakit sejak sepekan yang lalu.
"Dinyatakan positif, kurang lebih seminggu yang lalu. Sudah dirawat, sudah dibawa ke rumah sakit sejak seminggu yang lalu," tuturnya.
Joni mengungkapkan pasien positif itu tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah. Namun, yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit diabetes dan sering keluar masuk rumah sakit.
"Itu malah orangnya nggak pernah keluar rumah, sudah hampir 2 bulan beliau itu sakit, sakit gula. Gulanya ngedrop, lemes nggak bisa keluar. Keluar cuma kontrol ke rumah sakit," paparnya.
112 Kolaborator Telah Membantu DKI Melawan Pandemi Corona:
Sebelum dinyatakan positif, pasien itu sempat masuk ke rumah sakit untuk kontrol. Namun selang beberapa hari muncul gejala COVID-19 berupa batuk. Pasien sempat mondok namun oleh rumah sakit diperbolehkan pulang.
"Sempat kontrol yang pas seminggu atau dua minggu sebelum dinyatakan positif itu, selang 4-5 hari itu merasa batuk. Terus kontrol lagi rumah sakit dan sempat mondok tapi lalu diperbolehkan pulang," katanya.
"Di rumah empat hari itu baru dikabari kalau positif itu," lanjutnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo menyebut hasil rapid test pertama yang dilakukan di Dusun Yapah negatif. Keputusan untuk melakukan rapid test itu setelah pihaknya melakukan tracing terhadap salah seorang warga yang positif Corona.
"Kebetulan waktu orang itu sakit, banyak warga yang menengok. Karena menengok kemudian dilakukan tracing. Tadi juga dilakukan rapid tes. Tapi tidak ada yang positif semua negatif," kata Joko hari ini.
Joko mengungkapkan pasien yang positif itu diduga terpapar virus Corona saat ada orang dari luar daerah yang menjenguk ke rumahnya.
"Seingat saya, pasien itu sempat dijenguk oleh orang dari luar daerah," bebernya.
Nantinya, 38 warga Dusun Yapah itu akan menjalani rapid test yang kedua. Guna memastikan ada yang positif atau tidak.
"Jadi kalau tadi 38 orang hasilnya negatif tapi seminggu sampai 10 hari diulang jadi rapid test kedua. Kalau ada yang positif itu langsung diperiksa swab di rumah sakit," tutupnya.