Semua pasien yang saat ini dirawat adalah warga Surabaya. Namun, baru-baru ini pihak RS Unair sempat mendapat kabar jika tidak melayani pasien Surabaya.
Jubir Tim Satgas Corona RS Unair dr Alfian Nur Rasyid SpP pun menegeskan hal itu tidak benar. Bahkan, hampir semua pasien yang dirawat merupakan warga Surabaya.
"Warga Surabaya semua (yang dirawat). Kalau ada isu RS Unair tidak melayani pasien Surabaya, salah. Pasien yang dilayani Surabaya semua. Baru nemu satu dua pasien yang dari luar Surabaya," tegas Alfian saat dihubungi detikcom, Selasa (21/4/2020).
Jika untuk tes swab, RS Unair memang membatasi dengan memberi kuota per harinya. Karena alat swab dacron dan virus transport medium (VTM) jumlahnya terbatas.
Dari data yang didapat, sebelumnya RS Unair pada awal April sempat mengalami keterbatasan tes swab. Per hari hanya melakukan 20 swab.
"Untuk swab memang dibatasi, karena jumlah VTM dan dacron. Sekarang lebih banyak swabnya antara 40 sampai 50 per hari," jelasnya.
RS Unair saat ini masih memiliki stok dacron dan VTM. Salah satu perlengkapan tes swab. Sehingga per hari bisa melakukan tes swab sebanyak 40 hingga 50 per hari. Itu karena ada bantuan, sehingga kuota tes swab bisa meningkat.
"Informasinya ada bantuan, jadi bisa naik dari 20 jadi 40 sekarang sampai 50. Bantuannya terakhir seminggu lalu," ujarnya.
Pelaksanaan tes swab juga tidak serta merta digunakan. Terdapat batas dan prioritas pasien yang lebih membutuhkan dengan keluhan dan gejala mirip Corona akan didahulukan.
Tes swab di RS Unair juga tidak dibatasi dan mengkhususkan warga asal mana. "Bebas (semua warga kota lain) untuk Surabaya juga pastinya. Tapi ada prioritas juga dan kuota," pungkasnya. (fat/fat)