Bentrokan di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, terjadi antara warga Kampung Kehiran I dengan warga Kampung Toware. Bentrokan diduga terjadi akibat salah paham sehingga berujung pada perusakan dan pembakaran rumah warga.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menjelaskan bentrokan berawal pada Sabtu (18/4) saat seseorang bernama Nimbrot Tungkoye yang sedang dalam pengaruhi minuman keras datang ke Kampung Kehiran. Saat itu terjadi perusakan rumah salah satu warga.
Lalu pada Minggu (19/4), Nimbrot Tungkoye memukul pemimpin adat (ondoafi) Kehiran I. Masyarakat yang tidak terima atas kejadian tersebut dan langsung menyerang warga Kampung Toware menggunakan alat tajam parang, panah dan lain-lain yang mengakibatkan Nimbrot Tungkoye mengalami luka hantaman di bagian kepala sebelah kiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa menit kemudian masyarakat Kehiran I mendengar bahwa ondoafi Kehiran I dipukul oleh massa dari Kampung Toware. Selanjutnya massa dari kampung Kehiran I yang dibantu masyarakat dari Kampung Yoboi melakukan penyerangan dan membakar rumah warga Kampung Toware," ujar Kombes Kamal, Senin (20/4/2020).
Piket jaga Polres Jayapura langsung ke lokasi setelah menerima laporan terjadi pertikaian antara masyarakat Kampung Kehiran I dengan masyarakat Toware. Personel yang dipimpin Kabag Ops Polres Jayapura Kompol Praja tiba di TKP dan menghalau massa yang saling serang.
"Akibat dari pertikaian antara 2 Kampung tersebut, sekitar 8 unit rumah hangus terbakar dan 10 unit rumah dirusak oleh warga," ujarnya.
Setelah memisahkan warga yang bentrok, polisi menjaga kedua kampung. Polres Jayapura melakukan penyelidikan dan berkoordinasi dengan tokoh dari kedua kampung.
Kombes Kamal menyayangkan terjadinya bentrokan tersebut. Menurutnya, persoalan bisa diselesaikan kedua belah pihak sehingga tak merugikan warga yang rumahnya rusak dan terbakar. Dia mengatakan saat ini situasi di lokasi sudah kondusif dan kedua massa telah dipisahkan anggota Polri di lapangan.