.webp)
Pemudik dari zona merah ke Cianjur terus bertambah. Hari ini tercatat sudah 24 ribu pemudik yang berada di Cianjur. Pengawasan ketat, terutama kaitan kondisi kesehatan pun dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 dari para pemudik.
Wakil Ketua Gugus Tugas COVID-19 Cianjur, AKBP Juang Andi Priyanto, mengatakan, keberadaan pemudik memang harus menjadi perhatian serius sebagai langkah antisipasi penyebaran virus Corona di Cianjur.
Apalagi Cianjur kini berstatus zona kuning pasca ditemukannya satu pasien positif COVID-19 di Tatar Santri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemudik sudah mencapai 24 ribu orang, tersebar di 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur," kata dia kepada detikcom, Senin (20/4/2020).
Juang mengatakan, memaksimalkan peran posko terpadu di setiap desa menjadi salah satu upaya mencegah penyebaran dan memantau para pemudik.
"Sekarang kan sudah terbentuk posko terpadu siaga COVID-19 di 360 desa dan kelurahan di Cianjur. Nanti mereka yang akan memantau secara intensif, terutama kaitan kondisi kesehatannya. Termasuk kami sedang mengupayakan tempat isolasi khusus di tingkat desa," tuturnya.
"Kami harap penyebaran COVID-19 bisa diminimalisir, apalagi pasca Cianjur menjadi zona kuning," kata dia.
Sementara itu, Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Cianjur, Yusman Faisal, mengatakan, pemudik di Cianjur menjadi salah satu penyumbang terbesar Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Menurut Yusman, 90 persen ODP di Cianjur memiliki riwayat perjalanan dari luar kota, terlebih dari zona merah penyebaran wabah Corona.
"Cianjur saat ini ada 587 ODP, sebagian besar beriwayat perjalanan dari luar kota atau pemudik. Makanya perlu ada pemantauan maksimal pada pemudik tersebut," pungkasnya.
(mud/mud)
