Pasien Pertama Virus Corona di Boyolali, Punya Riwayat dari Surabaya

Pasien Pertama Virus Corona di Boyolali, Punya Riwayat dari Surabaya

Ragil Ajiyanto - detikNews
Minggu, 19 Apr 2020 14:41 WIB
Jumpa pers kasus virus Corona di Boyolali, MInggu (19/4/2020).
Foto: Jumpa pers kasus virus Corona di Boyolali, MInggu (19/4/2020). (Ragil Ajiyanto/detikcom)
Boyolali -

Seorang warga Kabupaten Boyolali positif terjangkit virus Corona atau COVID-19. Pasien yang menjadi kasus pertama di Boyolali ini diketahui telah sakit saat berada di Surabaya.

"Pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan dari Surabaya dan sampai di Boyolali sudah keadaan sakit. Oleh keluarganya pada 3 april langsung dibawa berobat ke salah satu dokter praktik mandiri," ujar Ketua Umum Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Boyolali, Masruri, dalam konferensi pers di Posko Satgas COVID-19, di kantor BPBD Boyolali, Minggu (19/4/2020).

Pasien berinisial BK berasal dari Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Setelah berobat di dokter praktik, BK kemudian dirujuk ke RS Rujukan Corona yakni RSUD Pandan Arang pada 4 April 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(BK) Menjalani perawatan sebagai PDP (Pasien Dalam Pengawasan)," kata Masruri yang juga menjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali.

Masruri menyatakan, dari latar belakang atau riwayat pasien, maka pasien dinyatakan sudah tertular virus Corona sebelum masuk Boyolali.

ADVERTISEMENT

"Sesampai di Boyolali, baru kontak erat dengan keluarganya dan petugas kesehatan yang melayani saat periksa sampai dengan dirujuk," lanjut dia.

Dinas Kesehatan Boyolali sudah melakukan tracking terhadap kasus ini dan sudah berhasil menginventarisasi kontak erat dengan pasien. Mereka selanjutnya akan menjalani rapid test.

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis paru RSUD Pandan Arang Boyolali Megantara menambahkan, pasien BK masuk IGD RSUD Pandan Arang dengan kondisi sesak napas, demam, serta diare.

"Diare ini seringkali menyertai pasien-pasien yang COVID-19 positif. Sampai dengan satu minggu, diarenya masih dan sesaknya bertambah berat. Status dari masuk sampai dengan tanggal 18 April (2020) kemarin sebagai PDP," kata Megantara.

Gambaran dari hasil rontgen saat masuk, jelasnya, kondisinya masih bagus dan normal. Kemudian rontgen diulang pada tanggal 6 April dan kondisinya sudah mulai memburuk.

"Sudah mulai flek-flek putih itu kemudian tiap dua hari kita ulang (rontgen) dan makin buruk. Puncaknya pada tanggal 12 April kemarin itu sangat buruk dan pasien sesak berat. Tapi alhamdulillah setelah tanggal 12 April kearah ke sini sudah mulai stabil, sesaknya sudah berkurang, demamnya sudah nggak, diarenya cuma sekali dua kali saja sehari. Pasiennya sudah bisa jalan-jalan di kamarnya, ruang isolasi," bebernya.

Menurut Megantara, tim medis mengambil sampel tes swab pada tanggal 9 April 2020, saat kondisinya memburuk. Hasil tes swab keluar tanggal 18 April kemarin dan dinyatakan positif virus Corona.

"Saat ini kondisinya berangsur-angsur membaik. Nanti kalau kondisinya bagus dan layak dipungkan, ada dua alternatif. Bisa dipulangkan ke rumahnya atau dibawa ke rusunawa untuk dikarantina," lanjut dia.

Masruri menambahkan, meski sudah ada satu pasien positif Corona, status Boyolali belum dinaikkan. Tetapi sementara ini tetap siaga darurat.
Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Simo, kata Masruri, sudah ditetapkan sebagai zona merah virus Corona.

"Untuk kalau bisa naik (status) akan kita pelajari dulu, karena harus ada kajian, tidak bisa serta merta kita naikkan menjadi tanggap darurat. Kita harus kaji dulu, ada tim pengkaji. Bisa memenuhi syarat menjadi tanggap darurat atau tidak," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads