Pandemi virus Corona atau COVID-19 membuat banyak para pelaku usaha terdampak mulai pencari cacing umpan mancing sampai fotografer event. Berbagai cara dilakukan agar usaha bisa bertahan mencukupi kebutuhan hidup.
Salah seorang pencari cacing umpan, Sugeng mengaku dagangannya sepi selama masa kewaspadaan terhadap virus Corona ditingkatkan. Sebab, kegiatan memancing juga ikut dilarang.
"Ini sepi sudah beberapa minggu. Biasanya harian sudah diantre tapi beberapa minggu ini belum diambil pengepul karena mancing dilarang," kata Sugeng saat ditemui detikcom di persawahan Desa Krecek, Kecamatan Delanggu, Klaten, Kamis (16/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sugeng bercerita sebelum pandemi virus Corona dalam sehari dia bisa menjual cacing minimal seberat 10 ons. Dengan harga jual per ons isi 50 ekor cacing tanah ke pengepul Rp 10 ribu.
"Dulu cari uang Rp 100.000 sehari gampang sebab mancing masih ramai. Sekarang yang belum laku dikumpulkan di rumah karena sepi pembeli," ucap Sugeng.
Dia menyebut pengepul biasa datang dari kawasan Waduk Mungkur, Wonogiri, dan Cengklik, Boyolali. Namun, selama pandemi Corona ini sudah beberapa pekan para pengepul itu tidak datang membeli cacingnya.
"Tidak datang. Jadi cacing saya stok dulu, dikasih tanah agar tidak mati sebab jika mati tidak laku dan sambil mununggu kondisi membaik," jelas Sugeng, warga Wonosari, Klaten itu.
Meski tidak selaku dulu, Sugeng mengaku tetap mencari cacing di sawah dan pematang. Sebab, pekerjaan sebagai buruh tani juga sepi.
"Sawah sepi sebab sudah tanam. Ya tetap cari cacing siapa tahu besok mancing tidak dibubarkan lagi," ujar Sugeng.
Cerita senada juga disampaikan fotografer Doni Cahyo Aprianto. Pemilik Daun Foto itu mengaku pendapatannya menurun hingga 80 persen karena pandemi Corona.
"Kalau foto untuk hajatan dan wisuda sudah cancel semua sebab tidak ada kegiatan. Penurunan omzet 80 persen," ungkap Doni.
Dia menyebut selama pandemi virus Corona ini orderan untuk hajatan pernikahan sepi. Namun, masih ada satu-dua acara ijab kabul yang membuatnya bisa bertahan.
"Masih ada ijab atau nikah tanpa resepsi bisa untuk bertahan. Padahal sudah lima karyawan saya rumahkan," tutur Doni.
![]() |
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, pihaknya berinovasi membuat profil album. Para pelanggan bisa mengirim materi foto lewat email.
"Ini membuat profil dan menerima pesanan album foto lama. Penawaran saya lakukan online lewat medsos," jelas Doni.