'Bom' Pandemi Corona Meledak di Ekuador

Round-Up

'Bom' Pandemi Corona Meledak di Ekuador

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 16 Apr 2020 08:14 WIB
Aerial view of new graves at the Jardines de la Esperanza cemetery in Guayaquil, Ecuador, on April 12, 2020, as the number of deaths increased due to COVID-19 infections. (Photo by Jose Snchez / AFP)
Foto: AFP/JOSE SANCHEZ
Guayaquil -

Kota Guayaquil di Ekuador mengalami kondisi mengerikan akibat pandemi virus Corona (COVID-19) yang melanda negara Amerika Latin itu. Virus Corona menyerang kota itu seperti bom.

Hampir 800 mayat dievakuasi dari rumah-rumah di kota yang menjadi pusat penyebaran virus Corona di Ekuador itu. Mayat-mayat menumpuk dan terlantar di jalanan.

Layanan darurat, rumah sakit di negara itu kewalahan menangani dampak pandemi virus Corona. Pekerja kamar mayat pun tak lagi mampu menangani tumpukan mayat korban virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah yang kami kumpulkan bersama satuan tugas dari rumah warga melebihi 700 orang," sebut Jorge Wated yang memimpin tim kepolisian dan militer yang dibentuk pemerintah Ekuador untuk membantu mengatasi kekacauan akibat pandemi virus Corona, seperti dilansir AFP, Senin (13/4).

Dalam pernyataan via Twitter, Wated mengungkapkan, dalam operasi 3 minggu terakhir, tim satuan tugas telah mengevakuasi 771 mayat dari rumah-rumah warga dan 631 mayat lainnya dari rumah-rumah sakit yang kamar mayatnya penuh.

ADVERTISEMENT

Update Virus Corona di Dunia: Tembus 2 Juta Kasus:

Wated tidak menyebut secara spesifik penyebab kematian dari mayat-mayat itu. Hanya disebut bahwa 600 mayat di antaranya telah dimakamkan oleh otoritas Ekuador.

Terhadap kondisi mengenaskan itu, Wali Kota Guayaquil Cynthia Viteri pun menyebut wabah Corona telah menyerang kota itu 'seperti bom'. Tak ada ruang bagi yang hidup atau mati.

"Tak ada ruang bagi yang hidup atau mati. Seperti itulah parahnya pandemi ini di Guayaquil," kata Cynthia Viteri yang menjadi wali kota di kota pelabuhan berpenduduk hampir 3 juta jiwa itu.

Menurut Viteri, jumlah kematian sebenarnya akibat virus Corona bisa jauh lebih besar dari angka resmi nasional sebanyak 369 kematian. Dia memperkirakan jumlah korban jiwa di kotanya akan mencapai lebih dari 3.500 orang di kota tersebut dalam beberapa bulan mendatang.

Sejak melanda Ekuador pada 29 Februari lalu, wabah Corona telah menginfeksi 7.603 orang, yang lebih dari 70 persennya tercatat di Guayaquil. Viteri pun mengakui kota tersebut tidak siap dengan wabah ini.

"Tidak ada yang percaya bahwa apa yang kita lihat di Wuhan, orang-orang yang tergeletak mati di jalan, akan terjadi di sini," tutur Viteri.

Menurut Viteri, Kota Guayaquil rentan akan virus Corona karena hubungan udaranya dengan Eropa. Terbukti, kasus pertama di Ekuador -- disebut sebagai pasien nol -- adalah seorang wanita Ekuador yang baru tiba dari Spanyol.

"Di sinilah bom meledak, di sinilah pasien nol tiba, dan karena itu adalah waktu liburan, orang-orang bepergian ke luar negeri, beberapa ke Eropa atau Amerika Serikat, dan orang-orang kami yang tinggal di Eropa datang ke sini," ujar Viteri.

Sampai akhirnya ketika kebijakan lockdown (penguncian) diumumkan, semua sudah terlambat. Mayat-mayat menumpuk di rumah-rumah, dan bahkan di jalan-jalan.

"Bom meledak di sini. Tempat-tempat lain hanya menerima gelombang kejut. Namun kawahnya tetap di sini di Guayaquil," tandasnya.

Halaman 2 dari 3
(mae/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads