Episentrum atau pusat penyebaran virus corona kemungkinan besar akan berpindah dan semakin banyak, termasuk di Indonesia, selama vaksin virus corona belum ditemukan.
Pernyataan ini dikeluarkan oleh ahli kesehatan publik yang memperingatkan masyarakat jika terlalu cepat kembali ke kehidupan normal, dunia justru akan lebih cepat mengalami gelombang kedua virus Corona.
Direktur Jenderal Institut Vaksin Internasional di Korea, Jerome Kim mengatakan di tengah pelonggaran pembatasan aturan menjaga jarak, yang telah dilakukan beberapa negara dalam menangani virus Corona, penularannya masih jauh dari garis akhir dan tidak dapat diprediksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wabah virus Corona belum bisa dikatakan berakhir sebelum betul-betul selesai. Ibarat angin yang selalu bergerak dan tanpa kita ketahui tiba-tiba menimbulkan api di belakang rumah kita," katanya kepada ABC ketika dihubungi di Seoul.
"Karena penyebaran bisa dengan mudah terjadi. Misalnya melalui satu atau dua orang yang pergi jalan-jalan, kemudian terpapar virus Corona dan mereka membawa virus itu pulang ke rumahnya masing-masing."
Ikuti laporan terkini terkait virus corona dari Australia dalam Bahasa Indonesia.
Akankah episentrum COVID-19 kembali ke Asia?
Setelah jumlah infeksi meningkat secara perlahan dalam tiga bulan terakhir, Jepang telah mendeklarasikan status darurat dan bersiap menghadapi peningkatan tajam jumlah kasus COVID-19.
Pemerintah Singapura pekan lalu telah memperbanyak tindakan penanganan virus Corona, termasuk menutup tempat kerja, sekolah dan melarang aktivitas yang dianggap tidak penting karena meningkatnya infeksi yang ditularkan dalam negara.
Profesor Teo Yik Ying dari Sekolah Kesehatan Publik Saw Swee Hock di National University of Singapore mendeskripsikan gelombang kedua kasus wabah virus Corona sebagai proses kenaikan kasus cepat yang sangat mengkhawatirkan.
"Gelombang kedua virus Corona sebenarnya berasal dari orang-orang Singapura dan penduduk tetap yang baru kembali dari negara di mana terjadi penularan antar komunitas terjadi," kata Profesor Teo.
Ia mengatakan bahwa sistem kesehatan di Singapura dan Jepang harus siap menghadapi gelombang kedua. Singapura menurutnya sudah mengantisipasi kenaikan jumlah infeksi.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus Corona di dunia lewat situs ABC Indonesia
(nvc/nvc)