Insiden tewasnya 3 pekerja pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero) di Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg, Mojokerto, mulai terkuak. Kecelakaan kerja itu terjadi saat para korban membersihkan kolam presettling atau kolam pengendapan.
Keterangan perihal insiden yang merenggut nyawa 3 pekerja PT Enero salah satunya dari Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Sodik Efendi. Dia mengatakan, kecelakaan terjadi saat tiga pekerja yang tewas sedang membersihkan lumpur sisa etanol di dalam kolam pada Jumat (11/4) pagi.
"Mereka (tiga pekerja yang tewas) turun ke tandon untuk membersihkannya dari sisa etanol. Salah satu pekerja mencium bau tidak enak, berusaha naik. Begitu naik, di tengah perjalanan dia terjatuh ke lumpur endapan etanol," kata kasat reskrim saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon, Minggu (12/4/2020).
Melihat rekannya terjatuh, lanjut Sodik, dua pekerja lainnya memberikan pertolongan. Nahas, kedua pekerja itu juga terpapar bau menyengat. Sehingga ketiga pekerja tumbang di kolam yang sama. Sayangnya dia tidak menjelaskan apa bau menyengat yang menyebabkan tumbangnya tiga pekerja pabrik bioetanol tersebut.
"Setelah membantu, hal serupa yang dialami temannya. Akhirnya terjatuh juga ketiga orang itu karena bau menyengat. Jatuh di kolam lumpur itu, endapan etanol," terangnya.
Sodik belum bisa memastikan adanya kemungkinan ketiga korban keracunan setelah menghirup zat tertentu di dalam kolam pengendapan. Karena proses penyelidikan saat ini sedang berjalan.
Autopsi ketiga jenazah melibatkan tim kedokteran forensik. Sedangkan tim Labfor Polda Jatim memeriksa zat kimia di lokasi kecelakaan kerja PT Enero.
"Kami belum bisa memastikan karena masih proses penyelidikan dan penyidikan. Sementara ada beberapa saksi yang sudah kami lakukan pemeriksaan. Labfor mengecek kandungan kimia di lokasi. Kedokteran forensik autopsi para korban," ungkapnya.
Selain tiga korban tewas, kecelakaan kerja ini mengakibatkan 2 pekerja PT Enero mengalami syok. Informasi yang dihimpun detikcom, keduanya diduga juga terpapar bau menyengat yang sama saat berusaha menolong ketiga korban. Saat ini mereka dirawat di RSUD RA Basuni, Kecamatan Gedeg, Mojokerto.
Sementara detikcom juga menerima rilis dari manajemen pabrik bioetanol. Melalui rilis tertulis ini Direktur Utama PT Enero Izmirta Rachman menyebutkan, kecelakaan kerja terjadi saat 5 pekerja melakukan rutinitas membersihkan kolam pengendapan di dalam pabrik.
"Lima orang karyawan PT Enero, Mojokerto menjadi korban kecelakaan kerja pada saat melakukan pekerjaan rutin yaitu pembersihan slurry (lumpur) campuran spentwash dan yeast (ragi) yang ada di kolam presettling (kolam pengendapan). Saat kejadian, dipastikan seluruh korban memakai Alat Perlindungan Diri (APD) lengkap saat bekerja. Mulai dari safety helmet, safety boot, hingga masker gas," ujar Izmirta.
Izmirta menambahkan, pihak manajemen langsung mengevakuasi kelima korban ke RSUD RA Basuni. Sayangnya, nyawa tiga pekerja tak tertolong. Sedangkan dua pekerja saat ini masih dirawat di rumah sakit pelat merah tersebut.
"Koordinasi dengan pihak rumah sakit dan kepolisian akan terus dilakukan. Kami akan bertanggung jawab penuh dan akan menanggung biaya perawatan seluruh korban," tandasnya.
Informasi yang diperoleh detikcom, tiga pekerja tewas yaitu Beni Trio Sucahyo (30), warga Desa Gembongan, Kecamatan Gedeg, serta Bayu Adi Nugraha (30) dan Rudik (45), warga Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg.
Sedangkan dua korban selamat yakni Mochamad Jainun (45), warga Desa Gempolkrep, Kecamatan Gedeg dan Choirul Hidayat (28), warga Desa Gembongan, Kecamatan Gedeg.
Namun, identitas para korban sampai saat ini belum dikonfirmasi oleh PT Enero. Pabrik bioetanol ini merupakan anak usaha BUMN PTPN X.