Polisi menangkap lima orang pelaku vandalisme di Tangerang Kota. Polisi mengatakan para pelaku berasal dari kelompok anarko.
"(Pelaku) dari kelompok anarko. Jadi mereka ditangkap mendasari aktivitas mereka atau kegiatan mereka untuk melakukan upaya vandalisme di wilayah Tangerang Kota dengan melakukan penyemprotan di beberapa lokasi tadi," kata Kapolda Metro Irjen Nana Sudjana saat rilis yang disiarkan live melalui Instagram Humas Polda Metro Jaya, Sabtu (11/4/2020).
Tiga pelaku ditangkap aparat Reskrim Polres Tangerang Kota bersama anggota Ditreskrimum Polda Metro Jaya di sebuah kafe di wilayah Kota Tangerang pada Jumat (10/4). Kemudian dua orang lagi ditangkap di Bekasi dan Tigaraksa Tangerang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain di Jakarta, polisi mengidentifikasi keberadaan kelompok anarko ini di Bandung dan beberapa daerah lainnya. Polisi akan mengembangkan kasus ini.
"Saat ini baru diungkap lima orang dan akan kami kembangkan bukan hanya di Jakarta, tapi juga di Bandung dan beberapa kota lainnya," ujar Irjen Nana.
Dari lima yang ditangkap, ada dua orang yang merupakan pembuat grup WhatsApp dan Telegram untuk kelompok anarko ini. Dia mengatakan tak ada pemimpin dalam kelompok anarko.
Irjen Nana mengatakan kelompok anarko berisi anak-anak muda yang punya paham antikemapanan dan antikapitalisme. Kelompok anarko terus berusaha mengembangkan kelompoknya.
"Kelompok ini punya pemahaman antikemapanan, antikapitalisme. Buku-buku yang ada, selama ini ya paham mereka kayak alergi kebijakan pemerintah dan memposisikan di posisi kelompok antikemapanan tersebut. Kelompok ini rata-rata anak muda yang terus merekrut anak muda untuk menambah kekuatannya, ada statusnya mahasiswa, anak SMA, dan ada juga yang pengangguran, tidak sekolah lagi," ungkapnya.
Pencoretan dilakukan kelima pelaku ini di Tangerang Kota untuk membuat masyarakat resah dan mengajak membuat keonaran.
"Motif mereka melakukan vandalisme ini, mereka tidak puas dengan kebijakan-kebijakan pemerintah dan berupaya memanfaatkan situasi yang saat ini masyarakat sedang resah. Mereka manfaatkan untuk lebih resah lagi, membuat masyarakat lebih resah dan membuat ajakan untuk membuat keonaran," ujar Irjen Nana.
(jbr/dnu)