Dentuman yang terdengar di Jakarta dan sekitarnya sempat dikaitkan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan dentuman itu bukan akibat gempa saat erupsi.
"Dentuman yang banyak didengar atau dirasakan oleh masyarakat sekitar Jakarta kami yakini juga bukan diakibatkan oleh aktivitas gempa tektonik dengan magnitudo 2,4," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono kepada wartawan, Sabtu (11/4/2019).
Rahmat menyebut gempa itu terjadi pada Jumat (10/4) pukul 22.59 WIB atau berdekatan dengan erupsi kedua Gunung Anak Krakatau. Pusat gempa berjarak kurang lebih 70 Km arah barat daya Gunung Anak Krakatau dengan kedalaman 13 Km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan kami yakini tidak ada laporan dari masyarakat terkait adanya guncangan gempa ini," ujarnya.
Rahmat mengatakan, erupsi Gunung Anak Krakatau juga mengakibatkan anomali permukaan air laut. Dia juga memastikan tidak ada potensi gelombang tsunami.
"Kepada masyarakat khususnya di selat Sunda dan sekitarnya bahwa kejadian erupsi tadi malam jelas tidak adanya anomali dan kami sampaikan tidak ada potensi tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau," ujarnya.
Sebelumnya, terdengar suara dentuman di sejumlah wilayah, di antaranya Jakarta Selatan, Depok, hingga Kabupaten Bogor. Letusan terdengar beberapa kali sejak sekitar pukul 02.00 WIB.
Suara dentuman terdengar beberapa kali dengan selang waktu. Suara dentuman itu juga mengakibatkan daun pintu yang terkunci bergetar.
Dentuman Bukan dari Anak Krakatau, Apakah Fenomena Skyquake?:
(abw/rfs)