Jakarta -
Di tengah wabah Corona, ada penyakit lain yang cukup mematikan, yakni demam berdarah dengue (DBD). Angka kejadian demam berdarah di sejumlah daerah cukup signifikan. Perlu kewaspadaan terhadap demam berdarah dan jangan lengah.
Pemerintah telah mengingatkan masyarakat bahwa tak lama lagi Indonesia memasuki masa pancaroba alias pergantian musim. Karena itu, pemerintah meminta masyarakat membersihkan sarang nyamuk demi mencegah penyakit demam berdarah.
"Kembali bersama-sama untuk bisa mematuhi, patuhi dan disiplin cuci tangan pakai sabun dan air yang mengalir, patuh dan disiplin memakai masker, patuh dan disiplin menjaga jarak aman, patuh dan disiplin untuk tetap di rumah dan membersihkan sarang nyamuk," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto, dalam tayangan langsung yang disiarkan melalui akun YouTube BNPB, Rabu (8/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yurianto tak hanya sekali mengingatkan soal ancaman bahaya demam berdarah menjelang masa pancaroba ini. Yurianto meminta masyarakat tetap menjaga kebersihan rumah.
"Mari bersama dengan keluarga kita berantas sarang nyamuk, karena ini adalah periode-periode musim pancaroba yang secara klasik akan disertai dengan munculnya kasus demam berdarah yang cukup banyak," kata Yurianto, dalam tayangan langsung yang disiarkan melalui akun YouTube BNPB, Selasa (7/4/2020).
Yuriianto mengatakan bahaya demam berdarah sama dengan virus Corona. Sebab, itu bisa berdampak kematian yang cukup tinggi.
"Kita harus menyadari bersama demam berdarah dan COVID-19 adalah sesuatu yang sangat rawan terjadi dan memiliki angka kematian yang cukup tinggi," ujarnya.
Penderita Demam Berdarah di Sejumlah Daerah
Jumlah penderita demam berdarah di Jawa Timur (Jatim) cukup signifikan. Kadinkes Jatim Herlin Ferliana mengatakan jumlah penderita di Jatim ada 3.280 orang yang tersebar di 38 kabupaten/kota.
"Jadi ada 3.280 penderita DBD di Jatim, tersebar di 38 kab/kota Jatim," kata Herlin di Surabaya, Kamis (9/4).
Herlin membeberkan wilayah dengan jumlah penderita terbanyak ada di Kabupaten Malang dengan 587 orang. Selanjutnya Kabupaten Jember sebanyak 300 orang.
"Disusul Trenggalek ada 242 orang. Lalu di Pacitan 208 orang, Kediri 138, Trenggalek 135," jelasnya.
Sementara itu, di Sumatera Selatan (Sumsel), penderita demam berdarah tercatat sebanyak 1.542 kasus. Tiga anak-anak dilaporkan meninggal dunia.
Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinas Kesehatan Sumsel Muyono mengatakan, meski sudah menembus lebih dari 1.500 kasus, terjadi penurunan jumlah pasien setiap bulan.
"Pada Januari ada 623 kasus, Februari 554 kasus, Maret 365 kasus. Jadi setiap bulan terus menurun," ujar Muyono, Rabu (8/4), seperti dilansir Antara.
Kasus DBD yang mencapai 1.542 pada Januari-Maret 2020 juga tercatat menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 dengan 1.683 kasus.
Sementara itu, kasus DBD sejak 1 Januari hingga 6 April 2020 mencapai 1.561 kasus. Kasus paling banyak berada di Kota Palembang dengan 316 kasus dan Prabumulih 207 kasus.
Kasus terbanyak selanjutnya ditemui di Kabupaten Muara Enim sebanyak 157 kasus, Musi Banyuasin 151 kasus, Banyuasin 147 kasus, Kota Lubuklinggau 102 kasus, Lahat 92 kasus, dan Ogan Komering Ulu Timur 79 kasus.
Kemudian di Ogan Ilir ada 68 kasus, Ogan Komering Ilir 65 kasus, Pagaralam 42 kasus, Musi Rawas 37 kasus, Penukal Abab Lematang Ilir 37 kasus, Muratara 24 kasus, Ogan Komering Ulu Selatan 21 kasus, Ogan Komering Ulu 4 kasus, dan Empat Lawang 4 kasus.
Adapun tiga kasus meninggal berasal dari Kabupaten Banyuasin, Muratara, dan Musi Rawas. Ketiganya adalah anak-anak karena mereka terlambat dibawa ke rumah sakit (RS).
Di salah satu kabupaten di Jawa Tengah, yakni Klaten, angka penderita demam berdarahnya mencapai 131 kasus sejak Januari 2020 hingga awal April ini. Empat orang di antaranya meninggal dunia.
"Sampai pekan 14, DBD total 131 kasus dengan 4 orang meninggal. Itu Januari-April (2020)," kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Cahyono Widodo, kepada detikcom, Kamis (9/4).
Cahyono pun telah mengarahkan jajarannya untuk tidak terlena oleh pandemi virus Corona. Masyarakat dan para juru pemantau jentik (jumantik) diminta terus memantau jentik-jentik nyamuk di lingkungannya.
"Kita jangan terlena dengan pandemi COVID-19 dan melupakan untuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Pemantauan jentik-jentik nyamuk harus terus dilakukan. Terutama di rumah dan lingkungan," ujar Cahyono.
Gejala Demam Berdarah
Gejala pada penyakit demam berdarah ini biasanya mulai bisa terlihat dalam waktu 4-6 hari setelah penularan terjadi. Gejala yang muncul yaitu:
- Demam tinggi secara mendadak
- Muntah-muntah
- Mual
- Sakit kepala yang sangat kuat
- Kelelahan atau mudah lelah
- Rasa sakit yang muncul di belakang mata
- Nyeri pada otot dan persendian tulang
- Muncul ruam pada kulit, yang akan muncul 2-5 hari setelah demam
- Terjadi perdarahan ringan (seperti hidung berdarah, mudah memar, dan gusi berdarah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini