Sandi Nugraha, putra dari dr Wahyu HIdayat, yang meninggal dunia, berpesan kepada seluruh keluarga di Indonesia untuk selalu menerapkan pola hidup bersih. Sandi mengatakan kepergian ayahnya merupakan risiko pekerjaan yang harus diterima.
"Kami tidak menyalahkan pihak mana pun, karena gugurnya ayah saya sebagai tenaga kesehatan itu merupakan salah satu risiko pekerjaan. Dan yang saya harapkan sesuai agama saya yaitu, insyaallah semua pejuang tenaga kesehatan yang meninggal, insyaallah sahid, husnulkhatimah," kata Sandi dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di YouTube BNPB, Kamis (9/4/2020).
Sandi juga berpesan, pencegahan penyebaran virus Corona (COVID-19) harus dimulai dari lingkungan yang paling kecil, yakni keluarga. Dia meminta seluruh keluarga di Indonesia, termasuk keluarga tenaga medis yang menangani pasien terkait virus Corona, mengikuti anjuran pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mari kita saling mengingatkan anggota keluarga kita untuk mengikuti anjuran pemerintah, untuk tidak berkumpul di keramaian, untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," imbau Sandi.
"Dan keluarga-keluarga yang mempunyai anggota keluarga tenaga kesehatan, tetap lah saling mengingatkan agar dokter atau perawat atau tenaga medis yang berangkat, ataupun pulang menuju ke rumah, untuk selalu menerapkan cuci tangan dari yang paling sederhana, mengganti semua baju-baju yang sudah dipakai, memberi suplemen kepada anggota keluarga kita yang mungkin bekerja di tenaga kesehatan," sambung dia.
Sandi mengimbau pihak rumah sakit yang menangani pasien terkait virus Corona agar terbuka terhadap pihak keluarga pasien. Dia meminta pihak RS memberikan informasi kepada keluarga pasien.
"Saya berharap bahwa mungkin dari RS-RS yang merawat pasien COVID, saya minta saya minta untuk difasilitasi. Sekali lagi saya minta untuk difasilitasi agar anggota keluarga juga bisa mendapat informasi yang sebaik-baiknya atas keluarga yang sedang dirawat," sebut Sandi.
Selain itu, Sandi meminta pemerintah memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD). Dia mengatakan semua tenaga kesehatan sangat memerlukan APD.
"Sekali lagi kepada mungkin pihak-pihak yang berurusan dengan APD yang memang amat sangat kami butuhkan, kami mohon APD agar mudah untuk didapat, agar APD bisa juga dinikmati oleh masyarakat luas, tidak hanya oleh pihak-pihak tertentu saja," jelasnya.
Sebelumnya, dr Wahyu Hidayat dirawat di RS Pelni Jakarta sebelum akhirnya meninggal dunia. Dokter Wahyu berstatus sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) virus Corona.
"Iya keduanya PDP COVID-19. Dokter Heru Sutantyo dirawat di RSPP Jakarta dan dr Wahyu Hidayat SpTHT dirawat di Rumah Sakit Pelni," kata Humas IDI, Halik Malik, saat dihubungi, Minggu (5/4).
Halik menyebut kedua dokter tersebut melayani pasien umum sehari-harinya. Jadi, katanya, beberapa dokter meninggal tidak selalu bersentuhan dan menangani pasien positif Corona.
"Sebagai dokter, mereka praktik seperti biasanya, melayani pasien umum. Beberapa dokter yang meninggal karena COVID-19 ini tidak secara langsung menangani pasien positif Corona di ruang isolasi atau ruang perawatan COVID-19," terangnya.