Bandung -
Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jabar mempersiapkan laboratorium satelit bersama Institut Pertanian Bogor (IPB). Lab satelit ini, nantinya akan dikhususkan untuk menangani sampel swab berkaitan virus Corona atau COVID-19 dari wilayah Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek).
"Laboratorium tersebut milik IPB dan selama ini sebagai pusat lab penelitian IPB. Jadi sudah beroperasi termasuk untuk meneliti virus," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani saat dihubungi detikcom, Kamis (9/4/2020).
Ia menjelaskan lab tersebut sudah dilengkapi fasilitas mesin polymerase chain reaction (PCR). Sedianya, menurut Berli, fasilitas di lab satelit sudah memadai, hanya penambahan fungsi sebagai saja sebagai laboratorium untuk memeriksa swab COVID-19 untuk Bodebek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Surat legalitasnya masih dalam proses di Kemenkes RI, iya nantinya untuk Bodebek, karena sifatnya hanya membantu saja," kata Berli.
Sementara itu, penerimaan sampel di Labkesda Jabar yang berada di Kota Bandung membeludak. Labkesda ini memiliki kemampuan tes sampel hingga 96 sampel dari suspect COVID-19 per harinya.
Update Corona di RI: 3.293 Positif, 252 Sembuh, 280 Meninggal:
Dalam per hari, Labkesda Jabar menerima 300 hingga 400 sampel yang harus mengantre untuk diperiksa. Ada sekitar 40 sampai 50 sumber daya manusia terdiri dari dua dokter spesialis, dua dokter umum, perawat, serta 40 analis senior bertaraf internasional.
"Saat ini Balai Laboratorium memiliki kemampuan memeriksa 96 sampel per hari. Namun dalam dua minggu terakhir sampel terus berdatangan secara cepat sehingga kini Balai Lab sudah punya antrean hingga 300 sampel," tutur Penanggung Jawab Laboratorium Ryan B Ristandi, Kamis (9/4/2020).
"Satu kali swab test idealnya hasil sudah keluar lima jam. Tapi karena sudah ada 300- 400 sampel yang mengantre, kami harus memprioritaskan sampel mana yang harus duluan keluar hasilnya," ucapnya menambahkan.
Untuk mempercepat penanganan COVID-19, Labkesda memprioritaskan pemeriksaan sampel dari empat klaster penyebaran COVID-19 di Jabar. Pemeriksaan pun dilaksanakan sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Saat ini Balai Laboratorium Jabar telah memiliki tiga alat PCR dengan proses ekstraksi dilakukan secara manual. Namun dalam waktu dekat, Balai akan mendapat tambahan alat PCR dua unit dan ekstraksi dua mesin.
"Selama ini bottleneck-nya saat ekstraksi masih manual. Tapi dengan ada bantuan mesin, proses akan lebih cepat," kata Ryan.
Di sisi lain, mereka mengaku kekurangan dalam kuantitas sumber daya manusia. Karena, di samping mengecek sampel COVID-19, mereka masih membuka layanan umum laboratorium.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini