Namun, Khofifah juga menyiapkan sejumlah protokol kesehatan bagi warga yang sudah terlanjur mudik. Salah satunya, gubernur perempuan pertama di Jatim ini meminta para pemudik melakukan konservasi atau isolasi diri secara mandiri sesampainya di kampung halaman nanti.
Khofifah juga menugaskan kepala desa untuk turut memantau konservasi atau isolasi mandiri yang dilakukan para warga ini.
"Kami melakukan koordinasi kaitan dengan update pelayanan dari seluruh proses untuk menangani dampak dari COVID-19 ini. Masing-masing daerah memang diharapkan punya layanan di lini paling bawah, harapannya RT, RW, dusun, minimal adalah desa. Data dari Pangdam 29,9 persen desa di Jatim yang sedang menyiapkan konservasi," papar Khofifah di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Kamis (9/4/2020).
Khofifah mengingatkan masyarakat yang terlanjur mudik, harus bisa tetap menerapkan physical distancing dengan anggota keluarga lain.
"Layanan ini nanti akan disiapkan lebih banyak lagi. Misalnya ketika pak Bupati Lamongan menyampaikan pemudik yang masuk dari Jakarta, sekarang beliau menyampaikan itu sekitar 10 ribu, apa yang ingin saya sampaikan menjadi ruang konservasi dan di tingkat paling bawah akan lebih efektif lagi. Terpenting mereka bisa bertemu dengan anggota keluarganya tapi tetap dengan physical distancing" imbuhnya.
Layanan konservasi atau isolasi mandiri ini bisa dilakukan maksimal 14 hari. Kendati demikian, Khofifah juga meminta kepala desa untuk mengimbau warga tak mudik dahulu. Hal ini untuk menghindari anggota keluarga lainnya tertular virus Corona yang bisa saja terbawa du perjalanan mudik.
"Imbauan sudah dilakukan, dari pimpinan asosiasi sate madura, asosiasi soto lamongan, asosiasi penyetan lele misalnya. Kepala desa juga bisa meminta warganya tidak mudik dulu pada saat COVID 19 belum berhenti total. Kalau terpaksa mudik, maka ini harus menyiapkan segala sesuatunya," pungkas Khofifah. (hil/fat)