Di Tengah COVID-19, KKP Minta Pelaku Usaha Perikanan Tidak PHK ABK

Di Tengah COVID-19, KKP Minta Pelaku Usaha Perikanan Tidak PHK ABK

Abu Ubaidillah - detikNews
Rabu, 08 Apr 2020 15:19 WIB
Edhy Prabowo
Foto: Kementerian Kelautan dan Perikanan
Jakarta -

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meminta para pelaku usaha perikanan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah wabah COVID-19 ini. Meskipun Edhy mengerti situasi ekonomi tengah sulit.

"Tolong jangan ada PHK," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/4/2020).

Edhy didampingi oleh Dirjen Perikanan Tangkap KKP M. Zulficar Mochtar mengatakan hal tersebut ketika bertemu dengan pelaku usaha dan meninjau aktivitas bongkar muat ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman, Jakarta Utara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum itu, keduanya berinteraksi dengan para ABK yang bersandar di pelabuhan dengan menanyakan kondisi kesehatan hingga situasi melaut. Kepada para ABK (Anak Buah Kapal), Edhy meminta mereka untuk tetap menjaga kesehatan, mengenakan masker, serta rutin cuci tangan sebagai upaya terhindar dari COVID-19.

Ia menjelaskan, KKP tengah mengupayakan hasil perikanan tangkap serta budidaya agar bisa terserap pasar sehingga nelayan, pembudidaya, dan pelaku usaha tidak rugi dan produksi tetap berjalan. Selain itu, kemudahan izin sektor perikanan tangkap menjadi lebih cepat dan efisien juga telah dilakukan melalui aplikasi SILAT.

ADVERTISEMENT

"Kemudahan izin sudah kami beri, ada aplikasi SILAT. Apalagi yang bisa membantu proses produksi lebih maksimal? Kami siap bantu asal itu tidak menyalahi aturan. Tolong ya jangan ada PHK," harapnya.

Menanggapi hal tersebut, para pelaku usaha mengiyakan permintaan Edhy. Mereka mengaku tetap berproduksi sehingga kemungkinan terjadi PHK kecil termasuk kepada ABK. Justru, di tengah pandemi COVID-19 hasil tangkapan cenderung naik.

"PHK tidak karena kami tetap berproduksi. Cuma khawatirnya kalau lockdown," ujar salah satu pelaku usaha perikanan, James.

Sementara itu, kapal yang bongkar muat sepanjang Selasa (7/4) mencapai 27 unit dengan komoditas antara lain tuna, cakalang, tongkol, ikan demersal, dan cumi. Kepala PPS Nizam Zachman, Rahmat Irawan memperkirakan nilai tangkapan mencapai Rp 12 miliar.

Rahmat mengakui ikan hasil tangkapan PPS Nizam Zachman cenderung meningkat di tengah pandemi COVID-19 seiring peningkatan kapal yang berlabuh. Ia menduga terjadi dua kemungkinan, yang pertama menjelang puasa dan berkurangnya isi cold storage milik pelaku usaha.

"Kemungkinan karena menjelang puasa membuat kapal berlomba-lomba kembali pelabuhan untuk bongkar muat. Kemungkinan lain, ada kaitan dengan cold storage. Karena sebelum COVID-19, tingkat ekspor cukup tinggi sehingga ada penurunan stok ikan di cold storage," paparnya.

Rahmat menambahkan, jumlah stok di cold storage menjadi angin segar bagi para pelaku usaha karena ikan-ikan yang masuk pelabuhan dapat terserap pasar atau disimpan di cold storage hingga ada permintaan.

"Ini membuat harga terjaga. Setidaknya ada margin keuntungan yang didapat," pungkas Rahmat.

(mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads