Eks Menag Lukman Bicara Perbedaan Cara Pandang Warga soal Virus Corona

Eks Menag Lukman Bicara Perbedaan Cara Pandang Warga soal Virus Corona

M Ilman Nafian - detikNews
Rabu, 08 Apr 2020 14:03 WIB
Menag Lukman Hakim Saifuddin
Foto: Lukman Hakim Saifuddin. (Andhika Prasetia/detikcom).
Jakarta -

Mantan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berbicara tentang pandangan sejumlah orang terhadap virus Corona (COVID-19) yang kini menjadi pandemi global. Menurut Lukman, perbedaan pandangan mengenai Corona itu bergantung pada cara setiap orang mempersepsikan Tuhannya masing-masing.

"Ajaran agama di semua agama itu punya ajaran yang sama, bahwa di tengah-tengah keterbatasan karena manusia punya keterbatasan maka cara pandang penafsiran keagamaan seseorang dengan orang lain bisa jadi tidak sama. Oleh karenanya persepsi orang terhadap Tuhan itu berbeda-beda, maka lalu kemudian Tuhan menyatakan Aku, kata Tuhan itu tergantung bagaimana cara pandang hambaKu melihatKu, jadi Aku di mata hambaKu di mata manusia itu sangat tergantung bagaimana manusia itu sendiri mempersepsikan Tuhannya," ujar Lukman dalam acara Majelis Reboan Kemenag, Rabu (8/9/2020).

"Maka dalam menjawab apakah pandemi ini kutukan Tuhan, apakah ini murka Tuhan, apakah ini ujian yang datang dari Tuhan, cobaan yang datang dari Tuhan atau apakah ini cara Tuhan mengoreksi perilaku kita, cara hidup kita atau peradaban kita atau sebenarnya ini wujud kasih sayang Tuhan yang sedang ditunjukkan kepada para hamba-hambaNya. Maka pertanyaan itu berpulang pada diri kita masing-masing bagaimana kita mempersembahkan Tuhan kita masing-masing," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, bagi yang mempersepsikan Tuhan memiliki sifat pemarah, kejam dan tegas, maka akan menganggap wabah virus Corona ini sebagai azab. Lukman mengatakan, orang yang memiliki persepsi ini setiap takdir yang hadir dalam keburukan, maka akan dianggap sebagai azab.

"Bagi mereka yang menganggap Tuhan itu serba kejam, tegas, pemarah karena memang Tuhan punya sifat-sifat pemarah, punya sifat-sifat murka, pemberi azab, kalau kita memiliki sudut pandang yang seperti itu maka itulah persepsi kita terhadap Tuhan maka kemudian membawa setiap takdir yang datang dari Tuhan itulah wujud kemurkaan, wujud siksaanNya, azabNya dan seterusnya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Masker Langka, 'BH' pun Jadi Penggantinya:

Sementara, Lukman lebih memilih mempersepsikan Tuhan sebagai zat yang Maha Penyayang. Lukman menganggap masalah yang datang merupakan bentuk ujian dari Tuhan kepada hambanya.

"Maka kalau pertanyaan itu kepada saya, saya lebih senang menjawab atau saya memilih bahwa saya melihat bahwa Tuhan itu zat yang Maha Kasih Sayang, kalau lah dia memiliki sifat-sifat murka marah, semua itu dalam rangka kasih sayangNya. Seperti kita terhadap anak-anak kita, kalau kita menjewer telinga anak kita karena bakal atau kita lebih tegas mengucapkan sesuatu perintah atau larangan itu seakan-akan itu murka," katanya.

Karena itu, Lukman mengajak masyarakat untuk senantiasa berpikir positif dengan adanya wabah virus Corona. Ada banyak hikmah di balik musibah yang terjadi.

"Saya pikir ini hikmah yang harus kita ambil, cara kita dari perspektif agama. Saya juga ingin menekankan adanya pandemi ini menyadarkan kita semua bahwa betapa mahalnya kesehatan, kita lalu kemudian menjadi sadar betul bahwa pola hidup sehat itu haruslah sesuatu yang harus dibiasakan, karena mahalnya kesehatan," ucapnya.

Selain itu, kata Lukman, adanya wabah COVID-19 ini juga menyadarkan manusia mengenai kematian. Menurutnya, kematian bisa datang kapan saja.

"Dan yang tidak kalah pentingnya COVID-19 ini menyadarkan kita, kematian itu sesungguhnya begitu dekat dengan kita, kita bisa merasa hidup melakukan banyak aktivitas tapi dengan adanya virus ini, kita lalu kemudian disadarkan kematian itu begitu dekat," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads