Banyak Carrier Tak Bergejala, Dokter Minta Warga Surabaya Tetap di Rumah

Banyak Carrier Tak Bergejala, Dokter Minta Warga Surabaya Tetap di Rumah

Esti Widiyana - detikNews
Selasa, 07 Apr 2020 09:50 WIB
Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Foto: Ilustrasi corona (Fauzan Kamil/detikcom)
Surabaya -

Di Surabaya, masyarakat terlihat banyak melakukan aktivitas di luar rumah. Namun rupanya tanpa disadari hal itu justru jadi kekhawatiran di tengah pandemi virus corona di Indonesia.

Jubir Tim Satgas Corona RS Unair Surabaya dr Alfian Nur Rasyid SpP menyarankan masyarakat untuk beraktivitas di rumah. Namun jika memiliki urusan yang memang harus ke luar rumah, maka diwajibkan menggunakan masker. Sebab banyak carrier yang tak bergejala ke luar rumah.

"Karena ini sudah mulai banyak orang yang ke luar rumah tidak menggunakan masker, itu yang menakutkan. Banyak orang-orang carrier loh, beneran. Saya menemukan orang carrier tidak ada keluhan di swab positif," kata Alfian saat dihubungi detikcom, Selasa (7/4/2020).

Alfian menjelaskan, jika ketahuan orang positif tanpa gejala akan langsung diberi komunikasi informasi dan edukasi (KIE). Setelah itu, pasien tanpa gejala positif itu dianjurkan isolasi di rumah dan tidak boleh kemana-mana.

Sementara orang positif tapi tidak melakukan swab masih bisa jalan-jalan di luar rumah, itu dirasa lebih bahaya. Sebab orang itu merasa sehat dan tak ada keluhan ataupun gejala.

"Seseorang bisa diketahui positif gara-gara ada kontak atau keluarganya positif itu diperiksa dan diswab baru ketahuan positif, tidak ada gejala dan kita sebut carrier," ujarnya.

"Jadi kalau tidak melakukan aktivitas dan isolasi di rumah terpaksa harus keluar tapi tidak menggunakan masker, tidak menjaga jarak terus tidak rutin cuci tangan, itu transmisi akan terus berjalan. Virus itu akan beralih ke orang lain dan mungkin orang lain itu risiko jatuh gagal napas seperti pasien-pasien yang ada di rumah sakit," jelasnya.

Dia memaparkan, orang yang mungkin pernah kontak dengan pasien positif tidak menyadari jika dirinya terpapar. Sebab, bisa saja orang yang sehat tapi hasil swab positifnya belum keluar, pernah jalan-jalan dan kontak dengan banyak orang.

Cara Kuba Hadapi Corona, Door to Door Pantau Kesehatan Warga:

"Nah virus itu bisa transmisi ke orang lain dan orang lain tersebut jalan-jalan ketemu orang lain lagi. Makin banyak lah, tanpa menyadari," katanya.

Menurutnya virus corona ini unik dibandingkan virus lainnya. Jika virus lain masuk ke tubuh akan menimbulkan gejala, tapi corona bisa tanpa gejala.

Harapannya, masyarakat bisa isolasi mandiri di rumah dan menghindari aktivitas di luar rumah. Sebab, jika di rumah dengan memperkuat imun, virus dengan sendirinya akan hancur dalam waktu dua pekan.

"Kalau benar orang itu positif, virus itu hanya diredam di dalam orang-orang yang imunitasnya kuat, punya kekebalan kuat nanti kekebalan itu akan menghancurkan virus dalam 14 hari. Agar virus itu tidak transmisi kepada orang lain," harapnya.

Namun jika tidak isolasi mandiri dan virus transmisi kepada orang yang memiliki risiko tinggi, akan menimbulkan gejala.

"Bisa-bisa datang dengan kondisi berat. Kalau kondisi berat ke rumah sakit bisa gagal nafas," ujarnya.

Yang terpenting adalah di hulu pencegahan, agar virus itu tidak beralih ke orang lain. Kalau terjangkit, secepatnya virus itu dikarantina meningkatkan imunitas dan mengalahkan corona.

"Jangan sampai waktu seseorang itu terinfeksi tanpa gejala ngopi di warkop, di pasar masih banyak saya lihat tidak gunakan masker, tidak jaga jarak, kumpul-kumpul, berdempetan. Mal-mal, masjid sudah banyak yang tutup, warkop sama pasar ini yang belum, kerumunan massa masih banyak," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.