Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul menyebut bahwa pasien positif virus Corona (COVID-19) asal Gunungkidul adalah laki-laki berusia 18 tahun yang baru saja dilantik di Sekolah Polisi Negara (SPN) Selopamioro, Bantul, DIY. Dia punya riwayat bepergian ke Jakarta usai pelantikan.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty membenarkan hal tersebut. Dia menjelaskan, dengan tambahan pasien Kasus 35 ini, total ada 2 kasus positif Corona di Gunungkidul.
"Memang beliau (pasien positif Covid-19) ini seorang anggota polisi yang baru saja lulus dari SPN Selopamioro Bantul pada tanggal 2 Maret 2020," kata Dewi saat jumpa pers melalui teleconference dengan wartawan, Senin (6/4/2020).
Dewi melanjutkan, pihaknya telah meminta keterangan dari yang bersangkutan. Bukan tanpa alasan, semua itu untuk memudahkan pihaknya melakukan tracing dan memutus rantai penularan Corona.
"Jadi tanggal 2 Maret 2020 yang bersangkutan dilantik kemudian sore harinya yang bersangkutan berangkat ke Jakarta untuk mengantarkan simbahnya menggunakan mobil pribadi," ucapnya.
Selama perjalanan, yang bersangkutan makan di beberapa tempat. Namun, yang bersangkutan tidak menginap dan langsung bertolak pulang usai mengantarkan neneknya itu.
"Yang bersangkutan tidak menginap dan langsung balik, tanggal 4 Maret jam 4 pagi sudah sampai rumahnya di Playen. Tapi tanggal 4 sempat ke Yogya untuk mengambil kaus dan seragam di daerah Janti," katanya.
"Setelah pulang dari Yogyakarta, yang bersangkutan juga sempat bertemu dengan 1-2 orang temannya di Wonosari," lanjut Dewi.
Selanjutnya pada 8 Maret 2020, yang bersangkutan mengeluh demam dan mengalami nyeri persendian. Namun yang bersangkutan belum berobat dan pagi harinya yakni tanggal 9 Maret 2020 kembali ke SPN Selopamioro Bantul untuk mengikuti kegiatan.
"Selesai dia pulang dan malam harinya memeriksakan diri ke RS Panti Rahayu (Karangmojo), masuk UGD, di sana dicek laboratorium dan beberapa tes. Kemudian tanggal 10 (Maret) masih di rumah dan tanggal 11 Maret 2020 kembali cek ke RS Panti Rahayu," ujar Dewi.
Sedangkan tanggal 12 Maret, yang bersangkutan sempat berolahraga di Stadion Handayani, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul. Mengingat pada tanggal 19 yang bersangkutan menjalani tes kesehatan awal di poli milik Sat Brimob Polda DIY, Kota Yogyakarta.
"Tanggal 19 Maret 2020 dimulai, beliau ini tes kesehatan awal di poli yang ada di Brimob Baciro. Kemudian sampai tanggal 24 Maret 2020, jadi dari 19 sampai 24 ada di Brimob," katanya.
Namun, yang bersangkutan mulai merasakan sesak napas. Karena itu, dia memeriksakan diri ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda DIY.
"Nah, tanggal 24 Maret 2020 beliau sempat mengalami keluhan sesak napas, kemudian tanggal 25 masih merasakan seperti itu. Kemudian tanggal 26 Maret 2020 dia ke poli di Brimob untuk memeriksakan diri karena semakin sesak napas," ucapnya.
"Akhirnya tanggal 26 dibawa ke RS Bhayangkara. Sampai sana (RS Bhayangkara) dia dirawat dan diisolasi karena masuk kategori Pasien Dalam Pengawasan (PDP)," imbuh Dewi.
Ketika menjalani perawatan di RS Bhayangkara, yang bersangkutan sempat menjalani rapid test. Bahkan hasil rapid test saat ini negatif.
"Kemudian pada tanggal 31 Maret 2020 dirawat dan rapid test hasilnya negatif, tapi swab tenggorokannya itu masih belum ada hasilnya. Sehingga dengan rapid negatif yang bersangkutan dipulangkan 31 Maret," katanya.
Kemudian pada tanggal 4 April 2020, hasil swab dari Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta keluar. Di mana hasilnya adalah positif.
"Lalu hari ini kami sudah kontak dengan yang bersangkutan apakah dia bersedia atau dirawat di rumah sakit agar tidak menimbulkan risiko," ucapnya.
Menurut Dewi saat ini yang bersangkutan telah menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit rujukan COVID-19. Pihaknya juga telah melakukan tracing.
"Sudah ada 7 orang yang dilakukan kontak tracing di mana semuanya tidak ada keluhan. Kepada 4 orang masing-masing ayah, ibu, adik dan asisten rumah tangga sudah rapid test dan hasilnya negatif semua," katanya.
"Untuk 3 orang akan kita telusuri. Tapi karena yang satu yaitu simbahnya ada di Jakarta dan 2 lagi rencana kita telusuri juga" sambung Dewi.