"Kalau misalkan sekenario terburuknya ada korban bertambah, kita siapkan khusus untuk jenazah positif covid-19. Lokasinya di Pemakaman Taman Bahagia, Kecamatan Klari," kata Sekda Karawang Acep Jamhuri kepada wartawan di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Makodim 0604 Karawang, Senin (6/4/2020).
Acep menuturkan, lokasi itu dipilih karena jauh dari pemukiman penduduk. Saat ini, kata Acep, pemkab Karawang sedang membenahi akses jalan menuju ke pemakaman.
"Kami sengaja pilih lokasinya yang tertutup dan jauh dari pemukiman. Supaya tidak mengganggu masyarakat," tutur Acep.
Ia menyatakan, langkah tersebut diambil untuk menghindari polemik di masyarakat. Sebab, masih ada warga yang menolak jenazah pasien positif corona.
Kejadian teranyar Minggu malam (5/4/2020). Sejumlah warga berkerumun menolak ambulans berisi jenazah positif corona di Kecamatan Pedes.
Menurut juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Karawang, Fitra Hergyana tindakan penolakan itu akibat ketidaktahuan masyarakat.
Fitra menuturkan, jenazah positif corona tidak membahayakan bagi warga sekitar pemakaman. Bahkan jenazah yang telah dikubur tidak akan membuat warga sekitar tertular corona.
"Hasil penelitian, virus corona tidak akan hidup jika inangnya mati. Inang tersebut dianalogikan sebagai pasien. Sehingga apabila pasien corona sudah meninggal, tidak akan menularkan kepada yang lain," kata Fitra.
Terlebih, pemulasaran jenazah dilakukan dengan sangat ketat dan sesuai dengan standar WHO. Saat memandikan jenazah misalnya, hanya oleh tim tenaga medis yang khusus, dengan APD lengkap. Setelah itu dilakukan disinfektan dan dibungkus oleh plastik,sehingga tidak menularkan virus.
Ia berharap agar masyarakat tidak bertindak anarkis dengan menolak pemakaman jenazah terinfeksi Covid-19. "Jenazah tidak akan menularkan virus jika sudah dimakamkan," tandasnya.
Fitra berharap agar masyarakat memiliki rasa empati kepada jenazah dan keluarganya. Bayangkan apabila itu terjadi pada keluarga kita, sudah luka mendalam ditinggal orang tersayang, jangan tambahkan dengan stigma bisa menularkan. "Mereka butuh dukungan dan dikuatkan oleh keluarga dan masyarakat," pungkasnya.
(ern/ern)