Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan virus Corona tidak kuat terhadap cuaca panas dan lembap. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan informasi bahwa Corona tidak kuat panas dan lembap sebagai mitos.
Keterangan WHO dapat diakses di situs resminya, sebagaimana ditilik detikcom pada Jumat (3/4/2020). Banyak sekali mitos seputar COVID-19, isu Corona mati bila terkena panas sinar matahari menjadi salah satunya.
"Menjemur diri Anda di bawah matahari atau suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat Celcius tidak mencegah penyakit akibat virus Corona (COVID-19)," demikian tertulis dalam 'Myth busters' WHO.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan WHO, COVID-19 bisa menjangkiti diri Anda tanpa peduli seterik apa pun dan sepanas apa pun cuacanya. Negara-negara dengan cuaca panas telah melaporkan kasus COVID-19.
Maka, untuk melindungi diri Anda dari COVID-19, pastikan bahwa tangan Anda bersih dengan cara sering mencucinya, hindari pula menyentuh mata, mulut, dan hidung.
"Dari bukti sejauh ini, COVID-19 dapat menyebar di semua wilayah, termasuk wilayah dengan cuaca panas dan lembap. Terlepas dari iklim, terapkanlah langkah perlindungan di tempat Anda tinggal atau di tempat yang dilaporkan terjadi COVID-19. Cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari COVID-19 adalah dengan membersihkan tangan Anda secara sering," kata WHO.
Paparan sinar ultaviolet dari lampu UV juga tidak bisa mensterilkan tangan atau kulit Anda. Malah paparan lampu UV bisa membuat iritasi kulit.
Mandi air hangat juga tidak mencegah penularan COVID-19. Bagaimanapun, suhu air yang digunakan untuk mandi, suhu tubuh manusia normal bakal tetap berkisar antara 36,5 derajat Celcius hingga 37 derajat Celcius. Mandi dengan air yang sangat panas bisa melukai tubuh dan membakar.
WHO Imbau Pemerintah-Tokoh Agama Bersinergi Lawan Corona Saat Ramadan: