Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan opsi mengganti libur nasional di hari lain sebagai pengganti mudik hari raya. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meminta wacana itu kembali dikaji.
"Soal hari libur, sebaiknya pemerintah mengkaji dengan saksama dulu," kata Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti melalui pesan singkat kepada detikcom, Kamis (2/4/2020).
Abdul berpendapat pergeseran libur nasional itu bakal berdampak pada kegiatan lain. Dia mencontohkan pelayanan di instansi pemerintahan hingga produksi barang oleh perusahaan bakal terdampak pergeseran libur itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Libur tidak hanya terkait dengan mudik, tetapi juga dengan kegiatan pendidikan, kerja perusahaan, kantor pemerintahan, dan sebagainya," ucap Abdul.
Jokowi Siapkan Opsi Libur Pengganti Hari Raya:
Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi menyiapkan sejumlah alternatif skenario untuk mudik. Skenario pertama adalah mengganti hari libur nasional di hari lain.
"Untuk mudik, dalam rangka menenangkan masyarakat, mungkin alternatif mengganti hari libur nasional di lain hari untuk Hari Raya, ini mungkin bisa dibicarakan," kata Jokowi dalam rapat terbatas soal lanjutan pembahasan mudik melalui video yang disiarkan Sekretariat Presiden, Kamis (2/4).
Skenario kedua, memberikan fasilitas mudik pada hari pengganti tersebut, salah satunya dengan menggratiskan tempat wisata. Jokowi mengatakan skenario tersebut dibuat untuk menenangkan masyarakat jika mudik nanti tidak bisa dilaksanakan lantaran wabah virus Corona (COVID-19).
"Saya kira kalau skenario-skenario tersebut dilakukan bisa memberikan sedikit ketenangan pada masyarakat," pungkas Jokowi.