PP Muhammadiyah: Selamatkan Kehidupan Lebih Penting dari Mudik

Pandemi Corona

PP Muhammadiyah: Selamatkan Kehidupan Lebih Penting dari Mudik

Pradito Rida Pertana - detikNews
Kamis, 02 Apr 2020 15:46 WIB
logo muhammadiyah
Muhammadiyah (Foto: dok. Istimewa)
Yogyakarta -

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengajak umat Islam tidak melakukan perjalanan mudik jika pandemi Corona (COVID-19) belum berakhir. PP Muhammadiyah menilai menyelamatkan kehidupan lebih penting daripada memaksakan tradisi atau kebiasaan.

Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan mudik adalah tradisi masyarakat Indonesia sebagai bentuk silaturahim. Meski kerap dilaksanakan dalam satu rangkaian Idul Fitri, dia menegaskan tradisi mudik bukan bagian dari ajaran agama.

"Karena itu, tidak ada masalah apabila tidak mudik. Di dalam ajaran Islam, menyelamatkan kehidupan jauh lebih penting dibandingkan dengan melaksanakan tradisi yang mengandung risiko keselamatan, misalnya karena virus Corona atau sebab-sebab lainnya," paparnya kepada detikcom, Kamis (2/4/2020).


Abdul Mu'ti mengakui silaturahim merupakan akhlak mulia dan sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Dalam situasi normal, silaturahim memang dianjurkan untuk dilakukan dengan saling berkunjung, memberi hadiah, dan berjabat tangan.

"Jika tidak benar-benar mendesak, sebaiknya masyarakat tidak memaksakan diri untuk mudik pada Idul Fitri Syawal 1441 H. Silaturahim dapat dilaksanakan dengan cara lain dan pada waktu yang lain, apabila situasi sudah membaik dan aman," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demi Keselamatan Bersama, Luhut Ajak Masyarakat Jangan Mudik:

ADVERTISEMENT


Menurutnya, dalam situasi tertentu karena keadaan, jarak, dan kesempatan silaturahim tetap dianjurkan walaupun dilakukan dengan cara yang berbeda. Terlebih di era digital begitu pesat dan dapat dimanfaatkan sebagai media silaturahim.

"Misalnya dengan berkirim surat (korespondensi), surat elektronik (e-mail), telepon, video call, dan cara-cara yang lain. Inti silaturahim adalah saling mendoakan, berbagi suka-duka, dan membantu meringankan beban atau masalah," kata Abdul.



Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan sejumlah alternatif skenario untuk mudik. Skenario pertama adalah mengganti hari libur nasional di hari lain.

"Untuk mudik, dalam rangka menenangkan masyarakat, mungkin alternatif mengganti hari libur nasional di lain hari untuk Hari Raya, ini mungkin bisa dibicarakan," kata Jokowi dalam rapat terbatas soal lanjutan pembahasan mudik melalui video yang disiarkan Sekretariat Presiden, Kamis (2/4/2020).

Skenario kedua, memberikan fasilitas mudik pada hari pengganti tersebut. Selain itu, menggratiskan tempat wisata. "Kemudian yang kedua, memberikan fasilitas arus mudik pada hari pengganti tersebut. Kemudian di kemudian hari juga menggratiskan tempat wisata yang dimiliki daerah," ujarnya.

Jokowi mengatakan skenario tersebut dibuat untuk menenangkan masyarakat jika mudik nanti tidak bisa dilaksanakan lantaran wabah virus Corona (COVID-19).

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads