Bupati Banyumas: Jenazah Pasien Corona Ditolak Warga Dipindah 4 Kali

Bupati Banyumas: Jenazah Pasien Corona Ditolak Warga Dipindah 4 Kali

Arbi Anugrah - detikNews
Kamis, 02 Apr 2020 12:00 WIB
Bupati Banyumas gali makam jenazah pasien Corona yang viral ditolak warga, Rabu (1/4/2020).
Bupati Banyumas ikut menggali makam pasien virus Corona yang ditolak warga. (Foto: Tangkapan layar video/Istimewa)
Banyumas -

Bupati Banyumas Achmad Husein mengungkap peristiwa di balik penolakan warga terhadap jenazah pasien positif virus Corona di wilayahnya. Husein menceritakan jenazah itu dipindah empat kali.

"Ya empat kali ini pindah-pindah. Di tanahnya milik pemda, itu sampai ditolak juga. Ini kemungkinan besar karena medsos ya, ada COVID-19, dasarnya itu mungkin, seperti penyakit antraks atau penyakit apa gitu," ujar Husein kepada wartawan, Kamis (2/4/2020).

Husein memerinci penolakan di lokasi pertama terjadi saat petugas sedang mempersiapkan pemakaman. Setelah dipindah ke lokasi lain, petugas juga mendapat penolakan. Sedangkan waktu sudah beranjak malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terus ini sudah malam ini, 'Waduh, ini bagaimana, sudah malam ini'. Akhirnya tim itu mengambil inisiatif di tanah pemerintah. Sebetulnya sih jauh dari penduduk. Akhirnya, setelah dikubur, masyarakat baru tahu, terus mereka anarkis. Sampai saya malam-malam jam 12 (tengah malam) harus menenangkan mereka," ujarnya.

Dia menduga penolakan warga ini terjadi akibat kurangnya sosialisasi dan edukasi. Dia mengakui Pemkab Banyumas masih punya pekerjaan rumah terkait sosialisasi kepada warga agar tak terjadi lagi penolakan terhadap jasad pasien Corona.

ADVERTISEMENT

Bupati Banyumas Bicara soal Jenazah Pasien Corona Ditolak Warga:

"Ini memang akan bergerak dari desa ke desa untuk menjelaskan bahwa ini tidak berbahaya. Ini sebetulnya tidak ada masalah karena ini, kalau sudah di dalam tanah, itu otomatis virusnya juga ikut mati. Bagi saya, tidak ada masalah, itu tantanganlah. Kita kemudian perbaiki ke depan jadi lebih baik lagi," lanjut Husein.

Sebelumnya, Husein menyampaikan permohonan maaf atas adanya kejadian tersebut.

Husein memohon agar masyarakat Bayumas mengerti bahwa bahaya penularan Corona atau COVID-19 lebih tinggi terjadi pada manusia yang masih hidup dibanding dari mayat.

"Sebab, orang hidup itu bisa bicara, bisa batuk, dan bisa bersin, sedangkan orang mati tidak bisa sama sekali. Padahal sumber penularan itu adalah dari bicara, dari batuk, dan dari bersin," ucapnya.

Bahkan dia menyebut, dalam ilmu apa pun virus akan mati dalam waktu 7-9 jam setelah pasien positif COVID-19 meninggal dunia.

"Dan juga dari ilmu apa pun, virus itu, kalau orangnya mati, jadi dalam waktu 7-9 jam virusnya juga pasti akan mati. Jadi jasadnya kemudian tidak lagi akan ada virus," jelasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads