Banyumas -
Geger penolakan warga pada jenazah pasien virus Corona atau COVID-19 di Banyumas viral di media sosial. Bupati Banyumas Achmad Husein menyampaikan permintaan maaf atas kejadian itu.
"Saya juga mohon maaf kepada seluruh warga masyarakat Banyumas atas kejadian pemakaman pada hari ini (Rabu, 1 April 2020)," kata Husein seperti yang dikutip detikcom di akun Instagram @ir_achmadhusein, Kamis (2/4/2020).
Husein mengakui hal ini terjadi barangkali karena pihaknya kurang sosialisasi dan mengedukasi warga dengan baik. Husein memohon agar masyarakat Bayumas bisa mengerti bahwa bahaya penularan Corona atau COVID-19 lebih tinggi terjadi pada manusia yang masih hidup dibanding dari mayat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebab, orang hidup itu bisa bicara, bisa batuk, dan bisa bersin, sedangkan orang mati tidak bisa sama sekali. Padahal sumber penularan itu adalah dari bicara, dari batuk, dan dari bersin," ucapnya.
Bahkan, dia menyebut, dalam ilmu apa pun, virus akan mati dalam waktu 7-9 jam setelah pasien positif COVID-19 meninggal dunia.
"Dan juga dari ilmu apa pun, virus itu, kalau orangnya mati, dalam waktu 7-9 jam virusnya juga pasti akan mati. Jadi jasadnya kemudian tidak lagi akan ada virus," jelasnya.
Jenazah Pasien COVID-19 Ditolak Warga, PBNU Angkat Bicara:
Dalam kesempatan ini, Husein mengungkap sudah memberi penjelasan berulang kali kepada masyarakat terkait hal itu.
"Ini yang kami jelaskan sudah berkali-kali, ilmunya ada. Saya hanya berdoa mudah-mudahan almarhum husnul khotimah, husnul, husnul khatimah, amin ya rabbal alamin," doanya.
Diberitakan sebelumnya, video penolakan warga terhadap pemakaman jasad pasien Corona di Banyumas tersebar di media sosial dan grup percakapan. Dalam video tersebut, tampak warga berkerumun dengan berteriak dan memukul kentongan mengiringi kedatangan ambulans berpelat merah bernopol H-9507-TG. Ambulans warna putih itu bertulisan 'Pemerintah Provinsi Jawa Tengah RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto'.
Terlihat juga Bupati Banyumas Achmad Husein dan polisi memberi penjelasan kepada warga.
Saat dimintai konfirmasi, Kepala Desa Karang Tengah, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Karyoto membenarkan peristiwa dalam video itu.
Karyoto menjelaskan alasan utama warga menolak pemakaman jenazah pada Selasa (31/3) kemarin itu. Karyoto menyebut warga dibohongi.
"Alasan penolakan, warga dibohongi oleh petugas. Kemarin Selasa (31/3) siang itu banyak kendaraan pelat merah kliweran (berseliweran) ke sana (lokasi), mencari temu, mencari posisi. Kami sama sekali tidak ada informasi dan pemberitahuan ke pemerintah desa," jelasnya saat ditemui detikcom di kantornya, Rabu (1/4).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini