Sejumlah topik berita mendapat perhatian pembaca detikcom, Rabu (1/4/2020). Mulai dari adanya ratusan siswa sekolah polisi di Sukabumi yang terindikasi positif corona berdasarkan hasil rapid test hingga kasus pertama Corona di Ciamis dan Banjar.
Berikut rangkuman berita dalam Jabar Hari Ini:
Kasus Positif Corona Pertama di Banjar dan Ciamis
Pemkab Ciamis mengumumkan seorang warganya positif terinfeksi virus Corona atau COVID-19. Ini merupakan kasus pertama adanya pasien positif Corona di Ciamis.
"Menginformasikan kepada masyarakat Tatar Galuh Ciamis bahwa hari ini pukul 08.00 WIB menerima informasi bahwa di Ciamis sudah ada yang positif satu orang," ujar Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, Rabu (1/4/2020).
Pria berusia 72 tahun itu dinyatakan positif Corona setelah menjalani tes swab. Pasien itu tengah stroke dan seminggu lalu sempat dijenguk oleh anaknya dari zona merah penyebaran Corona, yaitu Jakarta.
"Seminggu lalu anaknya dari zona merah itu nengok dan menginap. Saat dicek lagi, langsung positif COVID-19," ucap Herdiat.
Sementara itu, Pemerintah Kota Banjar juga mengumumkan secara resmi salah seorang warganya positif terjangkit virus Corona. Pasien positif tersebut adalah seorang pria berusia 16 tahun.
"Per hari ini dapat kami umumkan ada satu orang warga Kota Banjar yang positif Covid-19. Oleh karena itu kami himbau kepada seluruh masyarakat, sayangi diri sayangi keluarga dengan mengikuti semua anjuran pemerintah dalam penanganan virus Corona ini," ucap Wakil Wali Kota Banjar Nana Suryana di Kantor Sekretariat Daerah, Rabu (1/4/2020).
Nana mengatakan pasien positif ini merupakan seorang pria berusia 16 tahun. Pasien juga diketahui tidak pernah berkunjung atau bukan pemudik dari zona merah. "Seorang pria 16 tahun, bukan pemudik," kata Nana.
300 Siswa Polisi di Sukabumi Terindikasi Positif Corona
Sebanyak 300 siswa Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Lemdikpol Polri di Kota Sukabumi, Jawa Barat, dinyatakan positif setelah menjalani rapid test. Ratusan siswa tersebut kini tengah menjalani isolasi.
Hal ini diungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono setelah mengecek kondisi para siswa tersebut di Setukpa, Kota Sukabumi, Rabu (1/4/2020).
"Sesuai perintah Bapak Kapolri, sehubungan dengan pemberitaan siswa Setukpa terjangkit atau positif Corona, kita cek ke sini, ada Ka SDM Polri dan Karo Psikologi. Kita langsung mengecek, mengawasi, melihat, memberikan beberapa arahan-arahan berkaitan dengan siswa tersebut," kata Argo kepada awak media.
Argo mengungkapkan 1.550 siswa yang ada di Setukpa menjalani rapid test beberapa hari lalu. Dari jumlah tersebut, 300 siswa terindikasi positif.
"Saat ini 300 siswa yang dinyatakan positif usai rapid test tersebut ada di Setukpa, kemudian 1.250 siswa lainnya itu cuti. Dari 300 ini sudah dilakukan langkah oleh Setukpa, Pusdokes Polri, SDM Polri, dan Kasetukpa," ucap Argo.
Ada beberapa langkah yang dilakukan Polri, antara lain pemberian vitamin dan isolasi mandiri. Saat ini kondisi 300 siswa tersebut dalam keadaan baik.
"Yang pertama isolasi mandiri, kedua adalah pemberian vitamin C injeksi dan tablet. Kemudian rontgen dan olahraga ringan, berjemur. Itu semua sudah kita lakukan. Secara teknis akan dijelaskan nanti oleh Kapusdokes," beber Argo
Argo meminta masyarakat yang tinggal di sekitar area Setukpa tidak resah dan khawatir karena pihaknya sudah melakukan langkah sesuai protokol kesehatan penanganan dan pencegahan penyebaran virus Corona.
"Masyarakat sekitar Setukpa tidak perlu khawatir. Dari 300 siswa itu sudah dilakukan langkah-langkah kedokteran, sudah dilakukan, langkah psikologi juga sudah kita lakukan. Semua dalam kondisi baik dengan situasi baik juga. Nanti dijelaskan oleh Kapusdokes," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Musyafa menyatakan hasil rapid test bukan berarti ratusan siswa tersebut sudah benar-benar terjangkit Corona.
"Perlu kita ketahui bahwa pelaksanaan rapid test ini tidak menjamin yang bersangkutan positif COVID 19 karena akurasinya kurang-lebih 80 persen dan itu tidak khusus (hanya) COVID19," kata Musyafak.
Dia juga mengungkapkan telah melakukan sejumlah langkah untuk menjaga kondisi kesehatan para siswa. Salah satunya memberi tambahan menu makan yang tujuannya untuk stamina sekaligus obat yang menguatkan daya tahan tubuh dan imunitas.
"Seperti kemarin pemberian injeksi vitamin 1.000 miligram dengan harapan ada daya tahan tubuh yang tinggi. Kalau memang terinfeksi virus, tubuh bisa meng-counter, diisolasi, kita berikan obat vitamin untuk daya tahan tubuh," jelas Musyafak.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, khususnya yang di sini. Sudah dilakukan foto rontgen, dan hasilnya dalam batas normal," ujar dia.
Pasien PDP di Cianjur Meninggal Dunia
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Corona yang meninggal di Kabupaten Cianjur bertambah menjadi dua orang. Namun, kedua PDP meninggal dinyatakan negatif Covid-19.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal, mengatakan, PDP Covid-19 meninggal yang kedua merupakan seorang laki-laki asal Kecamatan Karangtengah.
"Meninggal beberapa hari lalu di RSUD Sayang. Jadi total sudah dua PDP meninggal di Cianjur. Satu dari Cipanas dan satu lagi dari Karangtengah," kata dia kepada detik.com saat dihubungi melalui telepon seluler, Rabu (1/4/2020).
Menurut Yusman, kedua PDP meninggal itu dinyatakan negatif Covid-19. PDP asal Cipanas didapati negatif setelah hasil uji labolatorium sedangkan PDP asal Karangtengah negatif berdasarkan hasil rapor test yang dilakukan sebelum pasien meninggal.
"Keduanya negatif, dari hasil uji lab dan rapid test," tuturnya.
Untuk data ODP dan PDP di Kabupaten Cianjur, Yusman mengungkapkan jumlahnya mencapai 249 orang.
Dari angka tersebut, sembilan orang merupakan PDP, terdiri dari tiga pasien selesai pengawasan, 4 pasien masih dalam pengawasan di ruang isolasi, dan 2 PDP meninggal.
Sementara itu, untuk angka ODP sebanyak 240 orang dengan 53 pasien selesai dan 187 pasien masih dalam pemantauan. Pasien ODP yang masih dalam pemantauan terdiri dari 109 Laki-laki dan 78 perempuan.
"Untuk rentang usia pasien ODP di Cianjur paling banyak antara 20-29 tahun sebanyak 52 orang. Ada juga balita sebanyak 6 orang," kata dia.
Dia mengimbau para pasien ODP agar patuh untuk menjalankan isolasi mandiri di rumah. Sebab menurutnya dari laporan petugas di puskesmas, masih banyak ODP yang tidak patuh dan keluar rumah sebelum masa isolasi 14 hari.
"Jangan sampai ketidakpatuhan mereka menimbulkan risiko besar untuk keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Apalagi jika ODP ini naik statusnya jadi PDP. Makanya lebih baik patuh untuk isolasi mandiri," pungkasnya.
Bocah Lelaki di Bandung Hanyut ke Parit Belum Ditemukan
Proses pencarian terhadap bocah lelaki yang diduga jatuh ke parit di Bandung dihentikan. Hingga seharian penuh, tim gabungan belum menemukan tanda-tanda bocah berusia sekitar 7 tahun itu.
"Pencarian dihentikan dulu. Sampai saat ini belum ditemukan," ucap Kasi Rescue Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Yogi Mamesa kepada detikcom, Rabu (1/4/2020).
Yogi mengatakan pencarian hari kedua dilakukan pagi tadi oleh tim gabungan dari Diskar PB dan Basarnas. Pencarian bahkan saat dilakukan dari titik awal bocah itu terjatuh hingga ke kawasan Rancamanyar, Kabupaten Bandung.
"Tadi dilakukan pencarian sampai ke Rancamanyar. Cuma memang belum ditemukan," kata dia.
Yogi mengatakan proses pencarian akan kembali dilanjutkan besok. Tim akan melakukan penyusuran sepanjang aliran sungai.
"Besok dilanjutkan lagi. Mudah-mudahan bisa ditemukan," katanya.
Seperti diketahui, bocah lelaki berusia sekitar 7 tahun tersebut diduga masuk ke dalam lubang parit di Jalan Moch Toha, Kota Bandung pada Selasa (31/3) kemarin. Bocah tersebut diduga jatuh ke lubang saat sedang berjalan.