Direncanakan Serentak, Ternyata Belum Semua Puskesmas di Surabaya Rapid Test

Direncanakan Serentak, Ternyata Belum Semua Puskesmas di Surabaya Rapid Test

Esti Widiyana - detikNews
Selasa, 31 Mar 2020 22:14 WIB
Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita
Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita (Foto: Esti Widiyana)
Surabaya - Rapid test yang rencananya dilakukan secara serentak hari ini ternyata belum bisa dilakukan. Dari 62 puskesmas, hanya 12 puskesmas yang sudah melakukannya.

Sedangkan puskesmas yang belum melakukan tes akan disesuaikan kesiapan puskesmas tersebut, termasuk keadaan Orang dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien dalam Pengawasan (PDP).

Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita memastikan rapid test itu memprioritaskan sejumlah tenaga kesehatan (nakes), ODP dan PDP. Sesuai data, petugas kesehatan sekitar 400 orang, kemudian 150 pasien ODP dan kurang lebih sekitar 29 pasien PDP.

"Itu yang harus kami periksa. Sebagian pasien PDP sudah dilakukan rapid tes. Jadi yang ini lanjutannya," kata Feny sapaan akrabnya dalam keterangan pers yang diterima detikcom, Selasa (31/3/2020).

Feny mengatakan Surabaya mendapatkan 620 alat rapid test dari Kementerian Kesehatan. Alat tersebut kemudian didistribusikan ke puskesmas se-Surabaya untuk dilakukan di wilayah masing-masing.

"Mengingat jumlah alat pelindung diri (APD) yang terbatas. Maka mereka dikumpulkan di puskesmas di udara terbuka. Mereka diambil darahnya untuk dilakukan pemeriksaan," ujarnya.

Untuk tingkat keamanan pasien, Feny memastikan sudah diatur sedemikian rupa. Mulai jaga jarak 1,5 meter, antrian di ruang terbuka hingga mekanisme ketepatan jam untuk pasien.

"Tidak dikumpulkan jadi satu untuk menghindari penularan. Makanya, selain berjarak mereka juga diletakkan di ruang terbuka. Misalnya puskesmas punya teras, nah pasiennya di situ," jelasnya.

Saat pemeriksaan pun didampingi dan dipantau oleh dokter spesialis patologi klinik. Tim puskesmas mendapatkan arahan dokter spesialis patologi klinik, mulai dari awal hingga akhir, termasuk saat pengambilan darah hingga analisisnya.

"Jadi, tim di puskesmas ini harus melaporkan kepada dokter spesialis patalogi klinik setelah melakukan rapid test. Pokoknya semuanya didampingi dan diarahkan oleh dokter spesialis ini," tegasnya.

Menurutnya, pemeriksaan pasien ini tidak perlu menunggu lama. Sebab, hasilnya akan diketahui langsung di hari itu juga sekitar 1-2 jam seusai melakukan tes.

"Sebenarnya kalau hasilnya bisa cepat diketahui, tidak perlu menunggu lama," tegasnya.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa rapid tes ini tujuannya adalah melakukan deteksi dini. Sehingga jika hasilnya negatif, maka pemerintah tetep akan terus memantau perkembangan kondisi pasien. Baik yang OPD mau pun PDP sampai lepas masa inkubasi 14 hari.

"Kemudian kalau pasien rapid test ini kelihatan positif, maka harus dilakukan test swab," imbuhnya.

Adapun beberapa puskesmas yang melakukan rapid test hari ini adalah Puskesmas Tanjungsari, Manukan Kulon, Asemrowo, Sememi, Benowo, Jeruk, Made, Peneleh, Kedungdoro, Tembok Dukuh, Tambakrejo, dan Perak Timur. (iwd/iwd)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.