Ratusan mahasiswa menjalani proses isolasi di 3 hotel besar di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim). Hotel tersebut sengaja disediakan pemerintah setempat untuk menampung para mahasiswa dan mahasiswi yang baru pulang dari perguruan tinggi yang tersebar di Tanah Air untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara Martina Yulianti mengatakan mahasiswa dan pelajar yang pulang dari daerah terjangkit otomatis masuk kategori orang dalam risiko (ODR).
"Mereka akan diisolasi di hotel selama 14 hari, saat ini kita prioritaskan untuk mahasiswa dan pelajar yang pulang dari daerah terjangkit dan tanpa gejala klinis," kata Martina kepada detikcom, Selasa (31/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini ada 181 mahasiswa dari luar Kutai Kartanegara yang diisolasi dan terbagi 109 di Hotel Grand Elty, 33 di Hotel Lesong Batu, dan 39 di Hotel Grand Fatma. Sementara 15 mahasiswa sudah melapor ke Dinas Kesehatan dan memilih melakukan isolasi mandiri.
Martina menegaskan tidak semua mahasiswa diisolasi di tempat yang disediakan. Tempat ini hanya disediakan bagi yang kesulitan melakukan karantina secara mandiri.
"Kalau mereka bisa melakukan isolasi mandiri di rumahnya, dan rumahnya juga layak maka mereka disarankan untuk Isolasi di rumah. Namun, jika di rumahnya tidak memungkinkan dilakukan isolasi, maka mereka akan kami tempatkan di sini," jelas dia,
Mengenai prosedur mahasiswa masuk ke hotel itu, Martina mengatakan, sejak mahasiswa, mereka sudah mendapat pengamanan ketat dari Dinas Kesehatan Kukar.
Pemkab Kukar sudah bekerja sama dengan bandara dan pelabuhan yang ada di Kaltim. Mereka ingin memastikan warga Kutai Kartanegara yang baru pulang dari daerah terjangkit untuk jalani isolasi.
"Orang tua mereka sudah melaporkan kedatangan anak mereka sejak dari lokasi pemberangkatan, mereka lalu dijemput oleh tim kesehatan dari Pemkab Kukar di dua bandara yang ada di Kaltim setelah menjalani pemeriksaan kesehatan singkat mereka langsung dibawa ke hotel untuk menjadi tempat mereka diisolasi selama 14 hari," kata Martina.
Selama berada dalam pemantauan para tenaga medis di tempat itu, jika mereka menunjukkan gejala, akan dipindahkan ke rumah sakit rujukan. Proses isolasi akan berbeda karena ditangani langsung oleh dokter spesialis dan tenaga medis.
"Namun alhamdulillah sejauh ini belum ada mahasiswa yang harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan serius," ujar Martina.
Disinggung mengenai biaya, Martina mengungkapkan bahwa semua mahasiswa mendapatkan makanan nutrisi dan gizi yang baik selama diisolasi semuanya ditanggung oleh Pemkab Kukar.
"Semuanya gratis hal ini dilakukan untuk mencegah wabah COVID-19 masuk ke Kukar, karena kami memposisikan bahwa semua mahasiswa ini adalah carrier atau penular sehingga mereka harus menjalani isolasi agar COVID-19 tidak menulari keluarga mereka," tutup Martina.