Ratusan warga ngeluruk puskesmas baru tersebut. Warga menolak puskesmas dijadikan tempat karantina pasien corona.
Warga enggan daerahnya menjadi tempat karantina karena dianggap akan menjadi bahaya bagi lingkungan. Dalam aksinya, warga mereka membawa spanduk yang antara lain bertuliskan, 'Warga Sidodadi Emoh Dadi Sarang Corona, Ojok Digawe Sarang Isolasi Corona, Jangan Bunuh Kami Dengan Wabah Corona'.
Di depan pintu puskesmas pun juga tertempel beberapa spanduk penolakan. Di antaranya bertuliskan 'Isolasi Pasien COVID 19 Jangan di Desa Kami, Warga Sidodadi Menolak Isolasi Covid'.
Salah satu warga, Aisyah (31) mengatakan warga keberatan adanya rencana Puskesmas Sidodadi yang difungsikan sebagai tempat isolasi orang terjangkit virus corona.
"Kami semua sangat resah kalau puskesmas ini menerima pasien orang yang terjangkit virus corona. Warga menganggap bisa ikut terjangkit virus tersebut. Kami menolak dengan keras adanya isolasi pasien Covid-19," kata Aisiyah kepada wartawan di lokasi, Selasa (31/3/2020).
Ratusan warga yang didominasi oleh ibu-ibu hingga anak muda itu masih bertahan di sekitar puskesmas. Perwakilan warga kemudian diajak mediasi di ruang Puskesmas oleh Wakil Bupati Sidoarjo Nur Acmad Syaifuddin.
![]() |
Menurut Nur Achmad, puskesmas yang akan ditempati sebagai ruang isolasi pasien corona ini adalah tempat alternatif. Selain Puskesmas Sidodadi, pemkab juga mencari alternatif tempat yang lain. Nur Achmad mengaku pihaknya mengambil kebijakan dengan dipikirkan masak-masak, oleh karena itu masyarakat tidak usah khawatir.
"Setiap kebijakan pemerintah pasti dipertimbangkan dengan segala faktor yang mendukung. Kami utamakan kepentingan bangsa dan negara atau kepentingan orang banyak," jelas Nur Achmad.
Meski sudah mendapat penjelasan dari Nur Achmad, warga tetap menolak jika Puskesmas Sidodadi akan dijadikan penampungan pasien corona. Setelah rombongan pemkab meninggalkan puskesmas, warga juga membubarkan diri.
Sementara masyarakat juga diimbau untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 yang dibentuk Pemkab Sidoarjo kerap melakukan penyemprotan disinfektan bekerjasama dengan swasta atau perusahaan.
![]() |
"Bentuk kepedulian ini juga membantu negara dalam melindungi hak hidup dan hak sehat bagi warganya. Makanya saya mohon Pemkab Sidoarjo bisa menggerakkan perusahaan-perusahaan swasta itu," kata Bambang Haryo Soekartono, mantan anggota DPR RI periode 2014-2019.
Dia menjelaskan jika semua perusahaan mau bergerak, tidak ada kesulitan mencegah corona di Sidoarjo. "Saya tidak ingin nyawa masyarakat Sidoarjo jadi korban. Mereka harus tetap sehat," terang Bambang usai berdialog dan membantu penyemprotan disinfektan serta pembagian 600 masker dengan warga Desa Popoh, Kecamatan Wonoayu.
Hingga kini pria yang akan mencalonkan bupati Sidoarjo ini mengaku sudah ada 40 wilayah setingkat RW minta penyemprotan disinfektan. "Sekarang kami bersama tim baru bisa menyelesaikan 6 titik penyemprotan mulai Kecamatan Candi, Sidoarjo, Waru dan di Kecamatan Wonoayu. Makanya kami juga berharap dukungan dan partisipasi perusahaan swasta lainnya," tegasnya. (iwd/iwd)