Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 RSUD Prof Dr Soekandar dr Gigih Setijawan mengatakan, saat ini pihaknya merawat 8 PDP corona di ruang isolasi. Dari jumlah tersebut, baru 2 pasien yang telah diambil sampel swabnya untuk diteliti di laboratorium.
8 PDP itu yakni pria 80 tahun dari Kecamatan Mojosari, pria 26 tahun dari Kecamatan Kutorejo, pria 50 tahun dari Kecamatan Kemlagi, pria 33 tahun dari Kecamatan Pungging, pria 33 tahun dari kecamatan Jetis, pria 18 tahun asal Kecamatan Kutorejo, perempuan 57 tahun dari Kecamatan Mojosari, serta perempuan usia 45 tahun asal Kecamatan Ngoro.
"Yang belum tes swab 6 PDP karena tidak ada VTM, kami masih mengajukan. Kalau yang dua PDP hasil tes swabnya belum kami terima," kata dr Gigih saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (31/3/2020).
Ia menjelaskan, kedelapan PDP telah menjalani rapid test. Namun, rapid test tidak bisa digunakan untuk memastikan pasien positif terinfeksi virus corona atau tidak. Karena test ini sebatas mendeteksi pasien terinfeksi virus tanpa jelas jenis virusnya.
Sehingga untuk memastikan PDP positif corona atau tidak, tetap harus dilakukan tes swab. Sementara pada kasus corona, contoh swab pasien hanya bisa dibawa menggunakan VTM agar apabila ada virus di dalamnya tidak mati selama proses pengiriman ke laboratorium.
"Pada kasus corona tidak ada alat lain untuk membawa sampel swab. Kalau swab disimpan di dalam VTM, virus tidak mati," terang dr Gigih.
Sampai siang ini, tambah dr Gigih, kondisi delapan PDP corona di ruang isolasi RSUD Prof Dr Soekandar mulai membaik. "Semuanya masih mengalami gejala pneumonia, tapi perkembangannya membaik," ungkapnya.
Habisnya stok VTM juga dibenarkan Direktur RSUD Prof Dr Soekandar dr Djalu Naskutub. Pihaknya terus berupanya mendapatkan alat penyimpanan sampel swab tersebut. Salah satunya dengan mengajukan bantuan 10 VTM ke Pemprov Jatim. Namun, bantuan itu belum dia terima.
"Kami juga memesan dari rekanan di Jakarta 10 VTM. Sampai hari ini belum dikirim karena barangnya terbatas," jelasnya.
Ia menuturkan, bantuan dari Pemprov Jatim yang sudah diterima baru berupa 80 buah alat rapid test. Senada dengan dr Gigih, menurut dia rapid test tidak bisa memastikan PDP positif terinfeksi COVID-19 atau tidak.
"Rapid test hanya untuk screening melihat apakah pasien terinfeksi virus apa tidak. Kemudian untuk memastikan corona atau tidak harus pakai tes swab," tandasnya. (fat/fat)