Viral Video Dokter Curhat 23 RS Tolak PDP Corona yang Kritis di Bantul

Viral Video Dokter Curhat 23 RS Tolak PDP Corona yang Kritis di Bantul

Pradito Rida Pertana - detikNews
Senin, 30 Mar 2020 17:30 WIB
Video dokter curhat 23 rs tolak PDP Corona di Bantul, Senin (30/3/2020).
Foto: Video dokter curhat 23 rs tolak PDP Corona di Bantul, Senin (30/3/2020). (Tangkapan layar dari video di medsos)
Bantul -

Video seorang dokter di Klinik Nur Hidayah, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul mengeluh kesulitan merujuk pasien beredar di aplikasi percakapan. Dalam video tersebut, sang dokter mengeluhkan sulitnya merujuk seorang pasien dalam pengawasan (PDP) virus Corona yang kritis.

"Sekarang kami di Klinik Nur Hidayah, ada satu pasien PDP kondisinya kritis, ada di dalam. Kita sudah menelepon 23 rumah sakit, tidak ada yang mau menerima," ujar dokter yang mengenakan APD dalam video itu, seperti yang dilihat detikcom, Senin (30/3/2020).

"Kita punya APD seadanya. Tidak ada bantuan, tidak bisa mengadakan sendiri, tolong kerahkan tim ntah apa namanya, untuk menolong pasien yang kritis di dalam," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya prihatin, tidak ada yang mau menerima. Tolong, pak," kata dokter tersebut.

Saat dimintai konfirmasi, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kabupaten Bantul, dr Sagiran membenarkan orang yang mengenakan APD dan berbicara di video tersebut adalah dirinya. Sagiran menjelaskan kejadian bermula saat dia berusaha mencari rumah sakit rujukan untuk tiga pasien yang kondisinya semakin memburuk.

ADVERTISEMENT

"Kami sepagi tadi itu kesulitan mencari tempat (Rumah Sakit) untuk merujuk karena pasien makin kritis, kami kan ketakutan. Terus kita telepon satu per satu sampai angka 23 (Rumah Sakit rujukan) itu tidak ada yang bisa menerima," katanya saat dihubungi detikcom, Senin (30/3/2020).

"Sementara 23 RS rujukan tadi ditelepon cuma menjawab 'tidak bisa', 'penuh', terus tanggung jawab siapa," lanjut Sagiran.

Karena itu, dia berinisiatif membuat video dan menyebarkannya kepada para eksekutif dan legislatif di Kabupaten Bantul. Alhasil, video tersebut mendapat respons dan membuat pasien mendapat rumah sakit rujukan.

"Nah, begitu saya share video sampai ke anggota dewan, Bupati, Ketua IDI wilayah terus barusan saya dihubungi (RSUP) Sardjito bisa menerima dan sudah dikirim (dua) pasien. Terus masih satu (pasien) lagi menunggu konfirmasi dari (Rumah Sakit) UII," katanya.

Sagiran belum bisa memastikan apakah pasien tersebut masuk kategori ODP atau PDP. Namun, salah satu pasien mengalami sesak napas dan kondisinya kritis, karena itu dia berusaha mencarikan rumah sakit rujukan.

"Yang sudah berangkat (ke RSUP Sardjito) ini baru masuk (ke Klinik Nur Hidayah) pagi ini, tapi karena dia kritis tensinya 80 dan sesak napas kita segerakan, kalau yang dua tadi (pasien lainnya) masuk sejak kemarin," ucapnya.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penularan Infeksi COVID-19 Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso menambahkan rumah sakit rujukan COVID-19 di Kabupaten sedang penuh. Karena itu tidak ada yang berani menerima pasien rujukan, terlebih tiga pasien di Rumah Sakit Nur Hidayah belum masuk ODP maupun PDP.

"Untuk kondisinya (tiga pasien rujukan) kita tidak punya riwayat yang jelas, jadi laporan dari RS belum memperoleh dia punya komorbid penyakit lain atau tidak," kata pria yang akrab disapa dr Oki itu.

"Karena itu kita belum tahu (tiga pasien itu ODP atau PDP), ini (pasien) baru dan tidak ada di daftar kita pasiennya baik itu pasien dalam pemantauan atau PDP yang sudah pernah dirawat atau mungkin PDP yang dari tempat lain itu tidak ada, tidak ada di daftar," imbuh Oki.

Diwawancarai terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul, Helmi Jamharis membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, ketiga pasien saat ini telah mendapat rumah sakit rujukan.

"Terkait dengan beredarnya video terhadap keberadaan pasien yang ada di Klinik Nur Hidayah, kami berikan klarifikasi. Pertama bahwa Pemkab Bantul telah menindaklanjuti dengan mengirimkan dua pasien ke (RSUP) Sardjito dan satu pasien ke Rumah Sakit UII," ucapnya kepada wartawan, Senin (30/3).

Selain itu, dia meminta agar semua pihak tidak panik dan jika ada keluhan langsung memberi informasi ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penularan Infeksi COVID-19 Kabupaten Bantul.

"Nah, kami hanya ingin sampaikan kepada siapa pun, mohon di lain kesempatan sebelum melakukan share informasi yang terjadi agar bisa klarifikasi atau sampaikan dulu ke gugus tugas maupun Dinkes. Sehingga kita langsung cepat selesaikan persoalan sebelum terjadi keresahan di tengah-tengah masyarakat," pesan Helmi.

Halaman 2 dari 3
(sip/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads