Pendiri Komunitas Republik Ngapak, Ken Setiawan mengimbau seluruh warga Ngapak yang berada di perantauan agar tidak kembali ke daerahnya masing-masing. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran virus Corona atau COVID-19 lebih luas.
"Jadi kita berpesan sayangi diri keluarga dari bahaya ini, dan kawan-kawan yang belum pulang untuk lebih aman sementara tinggal di perantauan dulu, nunggu keadaan ini aman," kata Ken saat dihubungi detikcom, Senin (30/3/2020).
Ken meminta semua teman-teman komunitas Republik Ngapak yang merantau untuk selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan di sekitar. Dia berharap para perantau Ngapak tidak mudik apalagi dengan menggunakan transportasi massal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak tahu siapa saja orang-orang di sekitar kita yang barangkali sudah terinfeksi oleh virus tersebut, karena saat ini kita juga tidak bisa mendeteksi. Saat ini kita sehat-sehat saja, tapi kita tidak tahu kita bertemu dengan orang siapa di jalan apalagi di kendaraan di bus apa di kereta," tuturnya.
Ken menjelaskan anggota dari Republik Ngapak terdiri dari warga kota/kabupaten Tegal, Slawi, Kebumen, Banyumas, Purbalingga, Pekalongan, Pemalang, Cilacap hingga Wonosobo. Banyak dari mereka yang merantau ke Jabodetabek maupun di Karawang atau Cikarang untuk bekerja sebagai buruh atau pekerja proyek.
Dia juga tak menampik banyak warga di 15 kabupaten/kota yang berlogat Ngapak sudah mudik lebih dulu karena libur panjang.
"Kalau di Jabodetabek untuk Jawa Tengah cukup banyak juga, untuk member di medsos sekitar 1,4 juta dan untuk di Jabodetabek saja sekitar 10 ribuan member. Yang terkonsentrasi di Jabodetabek kebanyakan kawan-kawan kita ini di kalangan buruh pabrik, di kalangan pinggiran Jakarta, seperti Jakarta Timur, Jakarta Selatan Bekasi, Cikarang, Kerawang itu yang paling banyak," jelasnya.
Ken menyebut selama pandemi Corona ini pihaknya sudah mengurangi aktivitas kopi darat (kopdar) maupun kumpul-kumpul dengan sesama anggota Republik Ngapak.
"Kita sering ngumpul, sering kopdar, ini untuk imbauan kopdar juga sudah saya minta untuk seluruh kegiatan-kegiatan kita tiadakan agar kawan-kawan menjaga diri. Kita batasi jangan sampai ketika kita sudah terinfeksi akan menjalar ke orang-orang terdekat kita," jelasnya.
Jokowi: 14.000 Warga Jabodetabek Mudik Naik Bus dalam 8 Hari:
Dia pun mengajak teman-teman Ngapak untuk membatasi diri di dalam rumah demi kesehatan bersama. Rencananya Ken dan teman-temannya akan berupaya untuk memberikan bantuan kebutuhan pokok jika kondisinya darurat.
"Wilayah ngapak seperti Tegal termasuk Kebumen sekarang juga sudah mengadakan isolasi lingkungan. Jadi menurut saya lebih aman dengan kondisi terbatas kita saling komunikasi. Bila ada teman-teman yang memang sudah darurat dalam artian untuk masalah konsumsi, nanti kita bisa koordinasi untuk teman-teman di wilayah Jabodetabek, mungkin kita bisa bantu untuk mengantarkan kalau bener-bener kondisi darurat," bebernya
Dia juga menyadari banyak anggotanya yang bekerja di sektor informal sebagai pekerja bergaji harian. Dia memaklumi jika banyak anggotanya yang lalu memilih pulang kampung ketimbang menganggur di kota besar. Namun, Ken tetap menyarankan agar mereka tidak mudik.
"Kami memahami ke teman-teman yang tadinya beraktivitas penuh punya penghasilan, sekarang hanya di rumah. Tapi saran tetep sayangi diri, uang masih bisa dicari lain kali, tetapi kesehatan ini bukan hanya saat terinfeksi, bukan kita yang bahaya, tapi kita membahayakan orang-orang di sekitar kita," jelasnya.
Tak lupa Ken juga berpesan agar para komunitas Ngapak melakukan saring sebelum sharing. Sehingga tidak makin memperkeruh suasana saat penanganan virus Corona atau COVID-19 ini.
"Saya juga berpesan kepada-teman teman agar tidak asal memberitakan menge-share, mem-brodcast info-info yang belum valid. Jangan juga sampai memperkeruh suasana, karena kalau infonya sudah ngeri banget akhirnya menimbulkan ketakutan. Jadi setiap informasi kita harus tahu betul sumbernya jangan sampai kita menjadi korban hoax atau bahkan jadi pelaku hoax karena kita ikut menyebarkananya," pesan Ken.