Camat Depok, Kabupaten Sleman, Abu Bakar, mengungkap ada seorang warganya yang dimakamkan dalam status pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona atau COVID-19 oleh keluarganya. Belakangan, Abu menerima info jasad itu positif Corona sehingga beberapa orang warganya kini mengisolasi diri.
"Pak dukuh sudah kita minta untuk melakukan isolasi mandiri 14 hari, kemarin yang ikut layat Pak RT Pak RW sudah sadar ikut (isolasi mandiri). Rata-rata yang mengantarkan jenazah ke rumah pada isolasi mandiri tapi jumlahnya yang isolasi mandiri tidak sampai ratusan. Kurang lebih lima (orang)," ujar Abu Bakar kepada wartawan, Jumat (28/3/2020).
Jasad laki-laki berusia 69 tahun itu meninggal dunia dengan status PDP Virus Corona di RS Bethesda, Yogyakarta. Namun, setelah pemakaman, Abu Bakar mendapat informasi hasil tes jasad tersebut menunjukkan positif Virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena hasil (positif) itu diketahui ketika setelah jenazah dikubur. Sewaktu di Bethesda itu belum diketahui apakah positif atau negatif," kata Abu Bakar.
Abu Bakar mengungkap, keluarga bersikeras untuk melakukan prosesi pemakaman sendiri karena merasa statusnya jasad itu masih PDP.
Terima Bantuan, PT Bukit Asam Siap Salurkan Kebutuhan Tenaga Medis:
"Belum tahu positif atau negatif mungkin keluarga masih ngeyel, masih bisa ngeyel. Misal kalau dari Bethesda itu sudah dikatakan positif kita sampaikan langsung, tidak bisa ke rumah duka dan harus langsung dikubur. Jadi daya tawar keluarga untuk ngeyel tidak ada. Kalau ini keluarga masih (ngeyel karena) belum positif kok, masih itu (PDP Virus Corona)," bebernya.
Sebelumnya, beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pernyataan keluarga dari jasad tersebut. Dalam pernyataan itu, anak dari jenazah itu menyebut keluarga belum mengetahui hasil swab dari almarhum ayahnya.
Dia menyebut keluarga mengikuti prosedur penanganan jenazah yang diberikan rumah sakit. Dia juga memastikan peti yang digunakan sudah steril dan mengikuti proses pemandian yang diurus rumah sakit dan peti tidak boleh dibuka sampai disemayamkan.
Dalam keterangannya itu sang anak juga menjelaskan kondisinya dan keluarga yang ditinggalkan sehat. Dia juga menjelaskan jika ayahnya yang belakangan dinyatakan positif Corona itu juga punya sakit stroke dan kanker.
"Terakhir masuk IGD, ada beberapa faktor yang menyebabkan bapak diambil sampel laboratorium untuk Corona dan berstatus sebagai pasien dalam pengawasan (PDP)," terangnya.