Pemerintah Nilai Lonjakan Kasus Corona Gegara Warga Tak Patuh Instruksi

Pemerintah Nilai Lonjakan Kasus Corona Gegara Warga Tak Patuh Instruksi

Danu Damarjati - detikNews
Jumat, 27 Mar 2020 20:14 WIB
WHO menyatakan virus corona COVID-19 sebagai pandemi. Pasalnya virus corona telah menyebar ke ratusan negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Ilustrasi. Aktivitas warga di era darurat Corona (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Hari ini kasus positif virus Corona melonjak 153 kasus sehingga jumlah totalnya tembus seribu. Pemerintah menilai penyebab lonjakan jumlah kasus COVID-19 ini karena instruksinya tidak dipatuhi warga negara.

"Berarti ini terjadi penularan di luar (rumah warga). Kalau ada penularan di luar, berarti di luar ada kasus positif yang berkeliaran dan ada kasus negatif yang tertular," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (Yuri) kepada wartawan, Jumat (27/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia berbicara mengenai instruksi pemerintah agar menjaga jarak. Bila instruksi ini tidak dipatuhi, risiko penularan akan membesar. Virus Corona menular lewat lendir (droplet) manusia positif COVID-19 yang meloncat ke manusia negatif COVID-19. Lendir itu terciprat saat manusia positif COVID-19 bersin, batuk, atau berbicara.

"Supaya tidak naik (angka positif COVID-19), maka jangan lagi ada penularan. Supaya tidak ada penularan, patuhilah pemerintah. Kalau itu tidak dipatuhi, ya tetap saja terus naik (angka positif COVID-19)," kata Yuri.

ADVERTISEMENT

Nyatanya, tes COVID-19 yang dijalankan pemerintah telah membuktikan angka positif COVID-19 hari ini melonjak 153 kasus. Kini ada 1.046 kasus positif COVID-19 di Indonesia. Berarti, warga masih banyak yang berkeliaran, tidak mematuhi instruksi pemerintah untuk melakukan social distancing atau physical distancing.

"Kalau dia (warga) tidak mau menjaga jarak, berarti dia tidak menjalankan instruksi pemerintah. Kalau kayak begitu, apa perlu dikasih imbauan lagi? Ngapain diimbau, patuhi saja," kata dia.

Pemerintah mengimbau agar semua warga tetap berada di rumah. Pemerintah juga mengimbau agar kaum pekerja menerapkan kerja dari rumah atau work from home. Lantas bagaimana dengan kaum pekerja yang mau tidak mau harus mencari nafkah di luar rumah?

"Ya, ada yang bekerja di luar rumah. Banyak orang kaya, kenapa sih nggak mau membantu? Peduli dong, saling peduli. Bukan hanya yang kaya membantu yang miskin, tetapi yang miskin juga membantu yang kaya (untuk tidak menulari Corona)," kata Yuri.

Di sisi lain, Yuri mengetahui tidak semua yang keluar dari rumah pada masa darurat Corona ini mencari nafkah. Banyak orang yang keluyuran di luar rumah hanya untuk mencari hal lain.

Pemerintah Nilai Lonjakan Kasus Corona Gegara Warga Tak Patuh InstruksiFoto: Ilustrasi istilah-istilah terkait virus Corona, apakah semua paham? (Danu Damarjati/detikcom)

"Apakah semua orang yang ke luar rumah itu cari makan? Bagaimana dengan yang setiap malam di kafe itu? Kalau yang muda-muda keluyuran, sakit yang dialami akan ringan. Namun, begitu dia pulang ke rumah, dia menulari bapak dan ibunya yang sudah tua. Parahlah," tuturnya.

Selain itu, lonjakan jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia ini juga dipengaruhi oleh jumlah peralatan tes yang kini bertambah. Pelacakan kasus positif COVID-19 juga semakin luas. Aktivitas tes yang semakin masif ini juga menjadi variabel melonjaknya jumlah positif COVID-19.

"Kalau proses penularan masih jalan terus, ya sampai kapan pun akan begini terus. Kalau semuanya bisa saling menjaga, akan baik," tandas Yuri.

Halaman 2 dari 2
(dnu/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads