Dekan FK UI Ari Fahrial Syam mengatakan angka kematian akibat Corona atau COVID-19 di Indonesia cukup tinggi berkisar 8 persen. Hal itu terjadi karena pasien datang dengan kondisi berat dan komplikasi.
"Angka kematian fatality rate untuk kasus COVID-19 di Indonesia ini masuk yang tinggi mencapai 8 persen. Kalau dilihat di jurnal menyebutkan bahwa memang faktor umur," kata Ari dalam konferensi pers yang disampaikan melalui akun YouTube Medicine UI, Jumat (27/3/2020).
Ari menganalisis pasien Corona yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan berat, misalnya jumlah trombositnya menurun, tekanan darahnya menurun, tingkat kesadaran dan fungsi ginjalnya menurun. Selain itu, pasien tersebut terlambat datang ke rumah sakit rujukan, hal ini bisa terjadi karena ketika datang ke RS pertama, rumah sakit tersebut sudah tidak memiliki kapasitas maupun fasilitas tak memadai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya, ketika pasien itu datang ke RS dokter, bisa melihat sudah berat. Ini adalah faktor prognosis ketika pasien datang," ucapnya.
Selain itu, pasien yang berusia 60 tahun ke atas memiliki penyakit penyerta seperti paru kronis, kencing manis, ataupun ginjal. Ia mengimbau pasien yang berusia di atas 60 tahun untuk tetap berada di rumah karena berisiko tinggi jika terjadi infeksi.
"Pasien-pasien di atas 60 harus stay at home karena mereka inilah yang berisiko kalau terinfeksi bisa berujung kepada kematian. Faktor riwayat penyakit penyerta, terutama kencing manis. Beberapa kasus bisa lihat pasien-pasien yang memang punya penyakit kasus paru yang kronis. Ini orang-orang risiko tinggi terjadinya kematian bila mengalami infeksi," sambungnya.
Tak hanya itu, alat ventilator di RS jumlahnya juga disebutnya terbatas. Ari berharap dengan didatangkannya alat ventilator itu bisa membantu menangani pasien, meskipun menurutnya jumlah ventilator yang didatangkan tidak cukup jika pasien terus berdatangan.
"Dengan kondisi saat ini, di mana RS rujukan juga penuh, terutama ventilator. ventilator itu penting ketika pasien ini perburukan dari kondisinya sehingga mengalami gagal napas. Dimana kondisi tersebut tidak memungkinkan dengan kondisi paru yang terinfeksi tanpa alat bantu napas. Jadi harus menjaga agar ventilator kita ini cukup," ujarnya.
Ari mengatakan alat cuci darah portabel juga diperlukan di ruang ICU bagi pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal. Namun ketersediaan alat itu juga masih terbatas di rumah sakit.
"Alat itu yang bisa melakukan continue cuci darah portabel yang bisa dilakukan di ICU, itu pun kita terbatas," ujar Ari.
Sebelumnya, Pemerintah mengumumkan ada penambahan pasien meninggal akibat virus Corona (COVID-19). Hingga hari ini, jumlah pasien yang meninggal total menjadi 87 orang.
"Ada 9 kematian baru pada 24 jam kemarin. Sebanyak 9 orang. Sehingga menjadi 87 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto.
(yld/idn)