Salah satunya adalan tenaga medis di RS Unair. Mereka melayani dan merawat pasien mulai dari pagi hingga tengah malam hingga merasa tak enak badan.
"Jangankan orang lain, saya saja greges (tidak enak badan) soale kekeselen (kecapekan), pulangnya malam," kata Juru Bicara Tim Satgas Corona RS Unair dr Alfian Nur Rasyid SpP kepada saat dihubungi detikcom, Selasa (24/3/2020).
Karena berdekatan langsung dengan pasien positif corona, Alfian harus memindahkan anak dan istrinya ke rumah mertua. Sehingga selama empat hari dia tak bertemu keluarga kecilnya.
"Pulang empat hari ndak ketemu anak istri, karena mereka di rumah mertua saya di rumah sendiri," ujarnya.
Alfian menceritakan sebelum ada poli khusus corona, tidak ada pengaturan yang tepat sehingga ia dan tim satgas corona lainnya sempat kewalahan. Namun setelah sudah tertata, ia mulai tenang.
Komplain yang diterima dari pasien dan masyarakat tak menjadikannya sebagai hinaan. Melainkan dijadikan motivasi untuk memperbaiki diri dan RS Unair.
"Karena menurut kami sudah bagus, menurut orang lain belum tentu bagus. Kalau kebanyakan orang-orang menyatakan kurang sesuai dengan masyarakat ya kami benahi," kata Alfian.
Selain itu, kebutuhan SDM tenaga medis sempat terpontang-panting karena membludaknya pasien di poli khusus. Beruntungnya saat ini SDM yang ada sudah mencukupu.
Tapi, lanjut Alfian, kemungkinan jika semakin banyak pasien tentu saja perlu mengatur siklus pegawai. Misalkan ada yang drop atau bahkan positif tidak dianjurkan untuk bekerja.
Hal itu sudah menjasi bagian yang diperhitungkan oleh tim satgas corona yang ada di RS Unair.
"Misalkan ada satu perawat atau dokter yang positif, ndak boleh masuk (kerja) dan kami tekankan kalau positif tidak boleh masuk, tidak usah khawatir dan cemas. Itu saya sampaikan," jelas Alfian.
Jika pun ada tenaga medis yang jatuh sakit akan dilakukan pemeriksaan seperti pasien pada umumnya. Bedanya pemeriksaan dilakukan lebih cepat, sebab harus cepat kembali bertugas.
"Karena dengan melakukan pemeriksaan lebih cepat, kalau baik-baik saja bisa kembali ke 'medan perang'. Kalau yang bersangkutan harus antre, bukan kita apa, tapi kepentingan kembali bertugas," lanjut Alfian.
"Mereka kalau kondisinya baik dengan screening hasilnya negatif, mereka ayem mereka bisa 'berperang' lagi," pungkasnya.
Tangani Pasien Corona, Tim Medis Kenakan Berlapis-Lapis APD:
(iwd/iwd)