.webp)
Sensus Penduduk edisi ketujuh tahun 2020 (SP2020) dijalankan melalui dua metode penghimpunan data, yakni sensus online dan wawancara tatap muka. Sensus penduduk rutin dilaksanakan setiap dasawarsa di tahun berakhiran nol, bertujuan mengetahui jumlah dan memetakan data penduduk Indonesia.
Data penduduk dari sensus dapat digunakan pemerintah sebagai landasan untuk membuat kebijakan di berbagai bidang, seperti pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, dan lain sebagainya. Sensus penduduk juga bertujuan untuk menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi, dan karakteristik penduduk Indonesia. Data yang didapatkan akan menghasilkan parameter demografi, proyeksi penduduk, serta capaian indikator Sustainable Development Goals (SDG's).
Penerapan metode pengumpulan data secara online dan tatap muka, sejalan dengan rekomendasi yang diberikan PBB. Metode kombinasi dilakukan dengan memanfaatkan data milik Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) sebagai data dasar lalu dilanjutkan dengan mengumpulkan data menggunakan dua cara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Foto: Dok BPS |
Direktur Sistem Informasi Statistik BPS Muchammad Romzi menegaskan, data yang diberikan saat sensus online dan wawancara terjamin kerahasiaannya. Hasil sensus tidak disajikan dalam bentuk data individu atau rumah tangga, melainkan secara total atau populasi.
"Informasi mengenai data pribadi akan dirahasiakan oleh BPS," sebut Romzi dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (24/3/2020).
"Jadi kerahasiaan data, baik hasil sensus penduduk online maupun sensus penduduk wawancara dijamin. Ada undang-undang yang mengatur," lanjut dia.
Sensus online lewat situs website sensus.bps.go.id telah berlangsung sejak 15 Februari hingga 31 Maret 2020. Untuk masyarakat yang belum mengikuti sensus online, dapat mengikuti sensus lewat wawancara yang akan dilaksanakan pada 1-31 Juli mendatang. Di tengah pandemi corona, sensus online membantu masyarakat berpartisipasi dengan tetap melakukan social distancing.
(ads/ads)
