Pernyataan Lengkap Ma'ruf Amin Minta Ulama Tak Bikin Perkumpulan

Pernyataan Lengkap Ma'ruf Amin Minta Ulama Tak Bikin Perkumpulan

Tim detikcom - detikNews
Senin, 23 Mar 2020 14:28 WIB
Maruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin (Foto: dok Setwapres)
Jakarta -

Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) membuat fatwa terkait dengan salat bagi petugas medis tanpa wudu dan tayamum. Selain itu, Ma'ruf meminta adanya fatwa terkait pengurusan jenazah pasien positif virus Corona (COVID-19).

"Saya juga meminta kemarin Majelis Ulama untuk mengeluarkan fatwa kebolehan untuk tidak melakukan salat jemaah dan kalau terjadi situasi yang cukup mengkhawatirkan seperti Jakarta, misalnya, dan untuk kawasan tertentu tentu sudah dibuatkan fatwanya oleh Majelis Ulama," kata Ma'ruf seperti disiarkan langsung akun YouTube BNPB, Senin (23/3/2020).

Ma'ruf juga mengaku mendapatkan penjelasan dari Doni Monardo selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona terkait dengan kesiapan. Ma'ruf meminta para kepala daerah aktif menyerukan instruksi pemerintah dalam penanganan hal itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah yang penting sekarang adalah mendorong gugus tugas di provinsi yang diketuai oleh gubernur bekerja untuk memberikan pertama tentu pencegahan berkembangnya penularan itu melalui sosialisasi tentang social distance atau jaga jarak sehingga masyarakat bisa memahami bahwa bahaya Corona ini kalau kita tidak bisa menjaga jarak, itu ke daerah itu," imbuh Ma'ruf.

Terakhir, Ma'ruf juga meminta para ulama dan pemimpin agama di daerah ikut aktif. Dia berharap mereka dapat memberikan sosialisasi ke umat mengenai pencegahan penularan virus ini.

ADVERTISEMENT

Berikut ini pernyataan lengkap Ma'ruf:

Pandemi Corona, Ma'ruf Ajak Pemimpin Agama Tak Gelar Perkumpulan:

Hari ini saya... datang ke BNPB untuk mendengarkan penjelasan, untuk memastikan kesiapan operasi dalam rangka penanggulangan COVID-19, Corona, dari penjelasan itu saya mendapat gambaran bahwa dari segi pengorganisasian tingkat nasional sudah cukup siap, hanya memang ada perlu penyempurnaan-penyempurnaan

Tapi yang penting lagi bahwa perwakilan di daerah-daerah sekarang sudah terbentuk di 21 provinsi

Nah yang penting sekarang adalah mendorong gugus tugas di provinsi yang diketuai oleh gubernur bekerja untuk memberikan pertama tentu pencegahan berkembangnya penularan itu melalui sosialisasi tentang social distance atau jaga jarak sehingga masyarakat bisa memahami bahwa bahaya Corona ini kalau kita tidak bisa menjaga jarak, itu ke daerah itu

Kemudian juga upaya penyiapan APD, kemudian tes-tes alat-alatnya sudah mulai ada, sekarang sedang dilakukan distribusi ke seluruh daerah sehingga diharapkan bahwa dalam waktu yang dekat kebutuhan alat pelindung maupun alat bagi mereka yang dicurigai itu sudah terjalin dengan baik

Dan saya ingin mengajak selain kepada gubernur dan gugus tugas di daerah juga kepada para ulama, para pemimpin agama, supaya mentaati seruan pemerintah, apalagi sudah ada fatwa Majelis Ulama untuk tidak menyelenggarakan pertemuan-pertemuan, perkumpulan-perkumpulan, dan bahkan juga seharusnya para tokoh para ulama menjaga ikut memasyarakatkan ikut memberikan tuntunan nasihat kepada masyarakat kepada umat untuk ikut mematuhi seruan-seruan pemerintah

Ini barangkali yang menjadi penting supaya semua pihak ikut bersama-sama bergerak sesuai dengan arah dan gerakan yang dilakukan oleh pemerintah baik nasional, daerah termasuk oleh para tokoh-tokoh masyarakat

Saya juga meminta kemarin Majelis Ulama untuk mengeluarkan fatwa kebolehan untuk tidak melakukan salat jemaah dan kalau terjadi situasi yang cukup mengkhawatirkan seperti Jakarta misalnya dan untuk kawasan tertentu tentu sudah dibuatkan fatwanya oleh Majelis Ulama

Nah untuk mengantisipasi ke depan, saya meminta Majelis Ulama dan ormas Islam untuk mengeluarkan fatwa kalau ada 2 hal yang ingin saya utarakan, kalau terjadi kesulitan mengurusi jenazah penderita Corona ini karena kurang misalnya petugas medisnya, atau karena situasi yang juga tidak memungkinkan, kemungkinan untuk tidak dimandikan misalnya, meminta supaya Majelis Ulama dan ormas Islam untuk membuat fatwa, sehingga tidak kesulitan kalau itu terjadi

Yang kedua juga ketika para petugas medis itu menggunakan alat pelindung diri sehingga pakaiannya itu tidak boleh dibuka sampai 8 jam, kemungkinan dia tidak bisa melakukan.. kalau mau salat tidak bisa wudu, tidak bisa tayamum, saya mohon ada fatwa misalnya tentang kebolehan orang yang salat tanpa wudu, tanpa tayamum, ini menjadi penting sehingga para petugas menjadi tenang kalaupun dia, mungkin sudah terjadi itu, jadi harus ada fatwanya, kalau dalam bahasa agamanya itu orang yang tidak punya wudu, tidak punya tayamum tapi dia salat, ini sekarang sudah dihadapi oleh para petugas medis

Oleh karena itu saya meminta Majelis Ulama untuk membuat fatwa dua hal itu

Saya kira itu beberapa hal yang patut saya sampaikan dan saya terima kasih kepada BNPB yang sudah memberikan penjelasan dan berbagai hal yang sudah disiapkan, karena itu saya dengar tadi memang kita semua harus bersatu, jangan ada yang berbeda, tidak perlu lagi ada polemik-polemik, tidak perlu lagi ada diskusi-diskusi, tapi bagaimana menjalankan langkah-langkah pengamanan, penanggulangan, secara bersama-sama termasuk bagaimana menangkal melalui menjaga jarak dan tidak lagi melakukan kerumunan-kerumunan, apalagi sampai berekreasi di tempat-tempat hiburan dan bagi anak-anak yang sekarang misalnya diliburkan tidak sekolah itu bukan berarti libur, bukan berarti dia boleh ke mana-mana tapi dia belajar di rumah.

Halaman 2 dari 2
(dhn/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads