Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo, Adamas Belva Syah Devara, mengajak kaum milenial turut serta dalam mencegah penyebaran Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19). Adamas juga berpesan kepada anak muda untuk mengikuti anjuran pemerintah, salah satunya dengan berdiam di rumah dan mengurangi aktivitas tidak penting di luar rumah.
"Kalau kalian masih bisa bekerja dari rumah setop dulu hangout tidak penting, sosialisasi tidak penting, di rumah saja dulu," kata Adamas dalam konferensi pers yang disiarkan live melalui akun YouTube BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020).
Menurut Adamas, mitigasi bencana wabah Corona akan sangat sulit dilakukan apabila tidak didukung kesadaran diri sendiri. Adamas mengimbau generasi milenial aware akan situasi saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang menyebarkan virus ini adalah kita semua. Jadi kita semua harus aware, harus tahu peran kita sendiri untuk menghentikan virus ini yaitu dengan jaga jarak," katanya.
"Karena kalau kita hanya fokus di mitigasi itu nanti akan sangat berbahaya, kita harus mulai dari kita sendiri. Kita tidak sedang perang dengan siapa-siapa, kita sedang berperang dengan diri sendiri," sambungnya.
Stafsus Muda Jokowi: Milenial Generasi Penular Terbesar:
Adamas kemudian bercerita sedikit bagaimana dia terpaksa ke luar rumah untuk konferensi pers. Dia kemudian menyebut masih banyak orang yang beraktivitas di luar rumah.
"Ini aja saya sangat terpaksa ke sini karena saya harus work from home. Di jalanan ternyata masih ramai, itu artinya masih banyak yang ngeyel, masih banyak yang tidak percaya dengan virus ini, masih banyak yang harus bekerja, tapi kalau kalian masih bisa bekerja dari rumah setop dulu hangout tidak penting, sosialisasi tidak penting, di rumah saja dulu," paparnya.
Adamas mengatakan pentingnya bagi generasi milenial berdiam di rumah saat wabah Corona ini. Sebab, menurutnya, generasi milenial adalah penular terbesar Corona.
"Karena generasi milenial adalah penular terbesar. Kalau kita lihat angka di Korsel di mana mereka tes banyak sekali orang ratusan ribu orang. Di situ apa yang dilihat, ternyata 30 persen dari kasus itu ternyata umurnya 20-29 tahun. Ini 3 kali lebih besar daripada age group selanjutnya 30-39, dan 2 kali lebih besar usia 40-49. Jadi mayoritas yang sakit itu anak muda," tandasnya.