.webp)
Satgas Pangan Banyuwangi memantau distribusi dan ketersediaan bahan pangan di pasar. Itu untuk mencegah penimbunan dan aksi borong akibat mewabahnya virus corona.
Kapolresta Banyuwangi Kombespol Arman Asmara Syarifuddin mengatakan, langkah ini juga dimaksudkan untuk menjaga kestabilan harga sembako. Beberapa minggu ini, satgas pangan sudah memantau distribusi dan harga bahan pangan di pasar.
"Kita ingin tak ada penimbunan dan aksi borong. Satgas pangan sudah turun ke pasar. Kita pantau untuk mencegah adanya penimbunan bahan sembako," ujarnya kepada detikcom, Minggu (22/3/2020).
Salah satu yang dilakukan Satgas Pangan yakni memantau dan melakukan pendataan harga sembako. Harga sembako harian itu menjadi bahan laporan ke pusat dan sekaligus sebagai langkah monitoring harga berbagai jenis sembako di pasaran. Selain itu, juga memantau stok bahan makanan agar tak ada aksi borong.
Sejauh ini belum tampak adanya indikasi penimbunan. Secara sederhana, menurut Arman, indikasi penimbunan itu bisa dilihat dari perbandingan harga dengan ketersediaan barang yang bersangkutan.
"Rumusnya kan kalau harganya naik ketinggian diduga ada penimbunan. Kalau misalnya harganya tidak terlalu signifikan naiknya tidak (tidak ada penimbunan), begitu," lanjutnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bulog Divisi Regonal V Banyuwangi, Prima Agung menyatakan, per Sabtu (21/3) stok Beras di Bulog Banyuwangi sebanyak 22.000 ton. Rata-rata pengeluaran untuk kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga atau Operasi Pasar sekitar 100-150 ton/hari.
"Kalau sesuai data tersebut ketahanan stok beras Bulog di Banyuwangi kurang lebih 6 Bulan ke depan masih aman," terangnya.
Prima menambahkan, pertengahan atau akhir April mendatang sudah mulai ada panen padi di Banyuwangi. "Sehingga stok diperkirakan bertambah dengan adanya penyerapan di panen yg akan datang," pungkasnya.
