Masjid Pusat Studi dan Dakwah Islam (Pusdai) Jawa Barat melakukan penyemprotan disinfektan dibantu dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung. Penyemprotan ini dilakukan sebagai salah satu syarat terselenggara salat Jumat berjamaah.
Pantauan detikcom pada Jumat (20/3/2020) penyemprotan disinfektan dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 09.30 WIB. Dengan menggunakan perlengkapan APD (alat pelindung diri) dan cairan disinfektan, sejumlah orang PMI dikerahkan untuk menyemprot bagian dalam masjid, halaman, gudang, dan kantor administrasi.
Menurut Ketua Dewan Kemakmuran Masjid, Choirul Anam pelaksanaan salat Jumat ini tetap digelar berdasar pada Surat Edaran Pemprov (Pemerintah Provinsi) yang dikeluarkan pada Rabu lalu, (18/3/2020).
"Setiap jamaah akan di cek suhu dan untuk durasi khutbah kita menentukan tidak lebih dari 10 menit saja," ucapnya kepada detikcom.
Lanjutnya, dengan kapasitas 4.000 jamaah ini dalam menentukan jarak shalat antar jamaah, Choirul menjelaskan akan melihat dari seberapa banyak jamaah yang mengikuti shalat Jumat.
"Hanya saja untuk alas shalat seperti yang tercantum dalam surat edaran, setiap jamaah disarankan untuk membawa masing-masing. Karena di masjid itu sejadah sudah diliat sejak empat hari yang lalu," tutur Choirul.
Selanjutnya saat ditanyai perihal pelaksanaan salat lima waktu berjamaah, Choirul menegaskan akan berjalan seperti biasa, "Berjalan sebagaimana biasanya," tegasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjelasan MUI soal Opsi Ibadah di Masjid atau Rumah terkait Corona:
Hal yang sama dilakukan di Majsid At Taqwa Kota Cirebon. Masjid raya Kota Cirebon itu tetap menggelar salat Jumat. Namun untuk mencegah penyebaran Corona, sebelum Jumatan masjid disemprot disinfektan.
"Penyemprotan disinfektan ini untuk mencegah atau meminimalisir penyebaran virus corona. Karena, seperti yang kita ketahui virus ini tidak jelas ke mana perginya dan menempel di mana," kata Ketua PMI Kota Cirebon Edial Sanif kepada awak media di Msjid Raya At Ataqwa Kota Cireon, Jumat (20/3/2020).
Pantauan detikcom, sedikitnya ada empat petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) yang menyemprot setiap sudut masjid dengan disinfektan. Bahkan, halaman masjid pun tak luput dari penyemprotan disinfektan.
"Selain di sini, kita juga menyemprot di beberapa loksi lain, seperti balai kot, kantor Dinsos dan lainnya. Karena di sana banyak orang," kata Edial.
Edial menyebutkan tempat umum berisiko tinggi menularkan virus corona. " Penyemprotan cairan disinfektan ini di tempat-tempat yang banyak di kunjungi masyarakat," kata Edial.
Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solihin Uzer mengatakan pihaknya telah mengeluarkan sejumlah fatwa menyikapi penyebaran virus Corona, salah satunya soal pelaksanaan salat berjemaah. Solihin memastikan masjid di Kota Cirebon tetap melaksanakan salat berjemaah. Namun, ia meminta agar jemaah tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesehatannya.
"Ibadah berjemaah masih dilangsungkan. Harus hati-hati dan teliti. Kalau umat Islam merasa dirinya kurang sehat, lebih baik melaksanakan salat di rumah, sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran. Kalau sehat, yakin tidak sakit, silakan ke masjid," kata Solihin.
Ia juga mengimbau agar masjid-masjid besar di Kota Cirebon menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer dan lainnya. Menurut Solihin, sejatinya ajaran agamanya telah menganjurkan agar umat selalu menjaga kebersihan.